KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “PUSKESMAS” dengan tepat waktu.
Makalah
ini diharapkan dapat memenuhi tugas mata kuliah IKM, yang diberikan oleh Dosen
Pembimbing Bapak Alchalidi,SKM. Terimakasih kami ucapkan kepada Dosen
Pembimbing yang telah membimbing saya dalam membuat makalah ini.
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik
dan saran sangat kami harapkan dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Demikianlah makalah ini kami buat untuk memenuhi kebutuhan akan pengetahuan kita
semua. Semoga bermanfaat.
Terimakasih.
Langsa,
April 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................................. i
Daftar Isi......................................................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan
A.
Latar
Belakang..................................................................................................... 1
B.
Rumusan
Masalah............................................................................................... 3
C.
Tujuan
Penulisan................................................................................................. 4
BAB II Pembahasan
A.
Pengertian
Puskesmas.......................................................................................... 5
B.
Fungsi
Puskesmas................................................................................................ 5
C.
Sejarah
Perkembangan Puskesmas....................................................................... 5
D.
Wilayah
Kerja Puskesmas.................................................................................... 6
E.
Struktur
Organisasi dan Tata Kerja....................................................................... 6
F.
Sistem
Rujukan.................................................................................................... 8
G.
Strafikasi
Puskesmas............................................................................................ 9
H.
Perencanaan
Mikro.............................................................................................. 9
I.
Lokakarya
Mini Puskesmas................................................................................. 10
J.
Supervise
Puskesmas........................................................................................... 11
K.
Sistem
Pencatatan dan Pelayanan Terpadu Puskesmas......................................... 12
BAB III Penutup
A. Kesimpulan.......................................................................................................... 13
B. Saran.................................................................................................................... 13
Daftar Pustaka................................................................................................................. 14
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
merupakan bagian integral daripelayanan kesehatan.Setiap dekade fungsi
puskesmas terus berkembang yang semulasebagai tempat untuk
pengobatan penyakit dan luka-luka kini berkembang kearahkesatuan upaya
pelayanan untuk seluruh masyarakat yang mencakup aspek promotif,preventif,
kuratif dan rehabilitatif.
Pusat
Kesehatan Masyarakat adalah satu kesatuan organisasi fungsionil yanglangsung
memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam suatuwilayah
kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan pokok (Azwar, 1999)
Di
Indonesia Pusat Kesehatan Masyarakat merupakan tulang punggung pelayanankesehatan
tingkat pertama dengan wilayah kerja tingkat kecamatan atau pada suatudaerah
dengan jumlah penduduk 30.000 - 50.000 jiwa (Entjang, 2000).Puskesmas
adalahsalah satu alternatif utama dalam pemilihan pelayanan kesehatan, tetapi
sampai saat inipemanfaatan pelayanan puskesmas masih rendah.
Menurut
Depkes RI (2004a) upaya kesehatan di Indonesia belum terselenggarasecara
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.Jumlah sarana dan prasaranakesehatan
masih rendah tercatat jumlah Puskesmas untuk seluruh Indonesia sebanyak7.237
unit, Puskesmas Pembantu (Pustu) 21.267 unit, Puskesmas Keliling (Pusling)
6.392unit.Penyebaran sarana dan prasarana kesehatan belum merata.Rasio sarana
danprasarana kesehatan terhadap jumlah penduduk diluar pulau jawa lebih baik
dibandingkandengan pulau jawa hanya saja keadaan transportasi diluar pulau jawa
lebih baikdibandingkan dengan pulau jawa.
Meskipun
sarana pelayanan kesehatan dasar milik pemerintah seperti Puskesmastelah
terdapat disemua kecamatan dan ditunjang paling sedikit oleh tiga
puskesmaspembantu, namun upaya kesehatan belum dapat dijangkau oleh masyarakat.Indonesiamasih
menghadapi permasalahan pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan,diperkirakan hanya 30% penduduk yang memanfaatkan pelayanan Puskesmas
danPuskesmas Pembantu (Depkes RI, 2004a).
Berdasarkan
data Survei Sosial Ekonomi Nasional (2007) menunjukkan sekitar33% penduduk yang
sakit berobat ke Puskesmas, sedangkan layanan kesehatan lain yangdituju adalah
praktik dokter, poliklinik dan rumah sakit swasta. Rendahnya
pemanfaatanpelayanan Puskesmas tersebut mungkin dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranyaadalah umur, pengetahuan, status pendidikan, ekonomi, jarak,
waktu tempuh, perilakupetugas kesehatan, kebutuhan kesehatan dan stigma atau
pengaruh luar terhadappelayanan Puskesmas.
Menurut
Wibowo (2010) stigma adalah ciri negatif yang menempel pada pribadiseseorang
karena pengaruh lingkungannya, Sedangkan stigma pelayanan kesehatanadalah
anggapan buruk/negatif yang diterima oleh individu terkait hal yang
berhubungandengan pelayanan kesehatan khususnya Puskesmas.Sampai saat ini belum
ada penelitianyang meneliti tentang hubungan antara stigma dengan pemanfaatan
pelayanan kesehatan.
Menurut
Abbas dan Kristiani (2006) faktor biaya menjadi alasan masyarakat tidakmemanfaatkan
pelayanan bidan didesa.Syafriadi, Kusnanto dan Lazuardi (2008)menyebutkan bahwa
faktor keterpencilan, sulit dan mahalnya transportasi merupakanhambatan untuk
menjangkau sarana kesehatan.Nurcahyani (2000) menyimpulkan adahubungan antara
biaya berobat, biaya transportasi, jarak dan lama waktu terhadappemanfaatan
pelayanan.
Studi kualitatif Elemita
dan Hasanbasri (2006) menyimpulkan bahwa pemakaianrawat inap di Puskesmas
Sipayung Rengat menunjukan masyarakat lebih banyak memilihperawatan di tempat
lain. Bagi masyarakat Sipayung Rengat ada 4 alternatif perawatanyang dapat
diambil di luar Puskesmas Sipayung Rengat yaitu pelayanan di RSUDIndragiri
Hulu, Rumah sakit di ibu kota provinsi, Puskesmas lain dan perawatan
melaluidokter dan praktek swasta. Masyarakat memilih Puskesmas Sipayung Rengat
sebagaitempat layanan karena merupakan salah satu sarana pelayanan yang mudah
dijangkau. Disamping memperhatikan faktor jarak dan transportasi juga ada
pertimbangan lain yaitusegera mendapatkan pertolongan. Puskesmas akan membuat
rujukan jika tidak dapatmenangani pasien dan memberikan layanan transportasi
berupa ambulan.
Berdasarkan Profil
Kesehatan Banyumas dari tahun 2004-2007, empatPuskesmasyang memiliki angka
pemanfaatan terendah adalah Puskesmas Lumbir, Puskesmas IIWangon, Puskesmas
Rawalo, dan Puskesmas II Tambak.
Berdasarkan
Profil Kesehatan Kabupaten Banyumas (2008) Penduduk yangmenggunakan sarana
Pelayanan kesehatan Puskesmas pada tahun 2008 sejumlah 803.172orang atau
sebesar 51,10 % dari Jumlah penduduk Kabupaten Banyumas. Jumlahkunjungan
tersebut menyebar di 39 Puskesmas, baik di Puskesmas rawat jalan maupunrawat
inap, akan tetapi jumlah tersebut belum menggambarkan kondisi yang Sebenarnyamengingat
dari sumber profil Puskesmas banyak Puskesmas yang tidak menyampaikanjumlah
kunjungannya, maka dari itu penelitian ini menggunakan informasi yang
penelitiperoleh dari Profil Kesehatan Kabupaten Banyumas 2007.
Berdasarkan
Profil Kesehatan Kabupaten Banyumas (2007) Banyumas merupakansalah satu dari 29
kabupaten di Jawa tengah yang memiliki jumlah penduduk 1.571.614jiwa dengan
kepadatan 1.184 /km2 terdiri dari 437.086 rumah tangga dengan rata rata
3,6jiwa/rumah tangga. Dalam hal pelayanan kesehatan Kabupaten Banyumas memiliki
39Puskesmas, 15 Rumah Sakit serta pelayanan kesehatan lain. Penduduk
yangmenggunakan sarana pelayanan kesehatan di Puskesmas tahun 2007 (kunjungan
baru)sejumlah 218.420 orang atau sebesar 14,07% dari jumlah penduduk kabupaten
Banyumas,
dibanding tahun 2006 (21,96%) turun sebesar 7,89%. Jumlah Kunjungantersebut
menyebar di 39 Puskesmas, baik di Puskesmas rawat jalan maupun rawat
inap.Puskesmas dengan jumlah kunjungan tertinggi adalah Puskesmas Purwokerto
Barat yaitusebanyak 43.669 orang, sedangkan Puskesmas dengan kunjungan terendah
adalahPuskesmas II Tambak yaitu sebesar 1.885 orang, kunjungan Puskesmas
tersebut terdiridari rawat jalan dan rawat inap, maka dari itu peneliti
tertarik untuk meneliti “FaktorfaktorPemanfaatan Pelayanan Pusat Kesehatan
Masyarakat (PUSKESMAS) II TambakBanyumas”
B.
Rumusan Masalah
1)
Apakah pengertian puskesmas ?
2)
Apakah fungsi dari puskesmas ?
3)
Bagaimanakah sejarah puskesmas ?
4)
Dimanakah wilayah kerja puskesmas ?
5)
Bagaimana struktur organisasi dan tata
kerja puskemas ?
6)
Bagaimana sistem rujukan puskesmas ?
7)
Bagaimana strafikasi puskesmas ?
8)
Bagaimana perncanaan mikro puskesmas ?
9)
Bagaimana lokakarya mini di puskesmas ?
10)
Bagaimana suvervise puskesmas ?
11)
Bagaimana sistem pencatatan dan
pelayanan terpadu puskesmas ?
C.
Tujuan penulis
1)
Mengetahui pengertian puskesmas.
2)
Mengetahui fungsi dari puskesmas.
3)
Mengetahui sejarah puskesmas.
4)
Mengetahui wilayah kerja puskesmas.
5)
Mengetahui struktur organisasi dan tata kerja puskemas.
6)
Mengetahui sistem rujukan puskesmas.
7)
Mengetahui strafikasi puskesmas.
8)
Mengetahui perencanaan mikro puskesmas.
9)
Mengetahui lokakarya mini di puskesmas.
10)
Mengetahui suvervise puskesmas.
11)
Mengetahui sistem pencatatan dan pelayanan terpadu
puskesmas.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Puskesmas
Puskesmas
adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yangbertanggung
jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
B.
Fungsi Puskesmas
1) Puskesmas merupakan pusat penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan
2) Puskesmas merupakan pusat
pemberdayaan masyarakat
3) Puskesmas merupakan pusat pelayanan
kesehatan strata pertama, yang terdiri atas pelayanan kesehatan individu dan
pelayanan kesehatan masyarakat.
C.
Sejarah Perkembangan Puskesmas
Sejarah
dan perkembangan puskesmas di Indonesia mulai dari didirikannya berbagai
institusi kesehatan seperti balai pengobatan, balai kesejahteraan ibu dan anak,
serta diselenggarakannya berbagai upaya-upaya kesehatan seperti usaha hygiene
dan sanitasi lingkungan yang masing-masinh berjalan sendiri-sendiri. Pada
pertemuan Bandung Plan (1951) dr. J. Leimena mencetuskan pemikiran
mengintegrasikan berbagai institusi dan upaya tersebut dibawah satu pimpinan
agar lebih efektif dan efisien.
Konsep
ini kemudian diadopsi oleh WHO. Konsep pelayanan yang terintegrasi lebih
berkembang dengan pembentukan team work dan team approach dalam pelayanan
kesehatan (1956). Gagasan ini dirumuskan sebagai konsep pengembangan sistem
pelayanan kesehatan tingkat primer dengan membentuk unit-unit organisasi
fungsional dari Dinas Kesehatan Kabupaten di setiap kecamatan yang mulai
dikembangkan sejak tahun 1969/1970.Penggunaan istilah puskesmas pertama kali
dimuat pada Master Plan of Operation for Strenghtening National Health Service
in Indonesia Tahun 1969. Dalam dokumen tersebut disebutkan puskesmas terdiri
atas 3 tipe puskemas (tipe A, tipe B, tipe Kemudian dalam Rapat Kerja Kesehatan
Nasional ke III tahun 1970 menetapkan hanya ada satu tipe puskesmas dengan 6
kegiatan pokok. Perkembangan selanjutnya lebih mengarah pada penambahan
kegiatan pokok seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
kemampuan pemerintah serta keinginan program ditingkat pusat, sehingga kegiatan
berkembang menjadi 18 kegiatan pokok, bahkan DKI Jakarta mengembangkan menjadi
21 kegiatan pokok.
D.
Wilayah Kerja Puskesmas
Secara
nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan, tetapi apabila
di satu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka tanggung jawab
wilayah kerja dibagi antar puskesmas dengan memperhatikan keutuhan konsep
wilayah (desa/kelurahan atau RW).Masing-masing puskesmas tersebut secara
operasional bertanggung jawab langsung kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
E.
Struktur Organisasi dan Tata Kerja
Struktur organisasi
puskesmas tergantung dari kegiatan dan beban masing – masing puskesmas.
Penyusunan struktur organisasi puskesmas di satu kabupaten/kota dilakukan oleh
dinas kesehatan kabupaten/kota, sedangkan penetapannya dilakukan dengan
peraturan daerah.
Sebagai acuan dapat dipergunakan
pola struktur organisasi puskesmas sebagai berikut:
1) Kepala puskesmas
2) Wakil Kepala (disesuaikan beban
kerja dan kebutuhan puskesmas dan yang
menetapkan ada atau tidak adalah Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota).
3) Unit tata usaha
Unit
tata usaha yang bertanggung jawab membantu kepala puskesmas dalam pengelolaan :
a) Data dan informasi
b) Perencanaan dan penilaian
c) Keuangan
d)
e) Umum dan kepegawaian
Unit
pelaksana teknis fungsional puskesmas:
a) Upaya kesehatan masyarakat termasuk
pembinaan terhadap UKBM
b) Upaya kesehatan perorangan
Jaringan
pelayanan puskesmas :
a) Unit puskesmas pembantu
b) Unit puskesmas keliling
c) Unit bidan di Desa/Komunitas
Tugas
Struktur Organisasi Puskesmas
1. Kepala Puskesmas
Bertugas memimpin, mengawasi dan
mengkoordinasikan kegiatan puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan
structural, dan jabatan fungsional.
2. Kepala urusan tata usaha
Bertugas dibidang kepegawaian,
keuangan perlengkapan dan surat menyurat serta pencatatan dan pelaporan.
3. Unit I
Bertugas melaksanakan kegiatan
kesejahteraan ibu dan anak, keluarga berencana dan perbaikan gizi.
4. Unit II
Melaksanakan kegiatan pencegahan dan
pemberantasan penyakit menular khususnya imunisasi, kesehatan lingkungan dan
laboratorium sederhana.
5. Unit III
Melaksanakan kegiatan kesehatan gigi
dan mulut, kesehatan tenaga kerja dan manula.
6. U
7. nit IV
Melaksanakan kegiatan perawatan
kesehatan masyarakat, kesehatan sekolah dan olahraga, kesehatan jiwa, kesehatan
mata dan kesehatan khusus lainnya.
8. Unit V
Melaksanakan kegiatan pembinaan dan
pengembangan upaya masyarakat dan penyuluhan kesehatan masyarakat, kesehatan
remaja dan dana sehat.
9. Unit VI
Melaksanakan kegiatan pengobatan
rawat jalan dan rawat inap
10. Unit VII
Melaksanakan kegiatan kefarmasian.
Tata Kerja
Puskesmas
Tata kerja koordinasi fungsional,
adalah sebagai berikut:
a) Antara Puskesmas dengan RSU dalam
bidang pelayanan medic
b) Antara Puskesmas dengan Camat dan
Badan Penyantun Puskesmas dalam bidang pembangunan kesehatan di wilayah
Kecamatan.
F.
Sistem Rujukan
a. Pengertian
Seperti yang telah
dirumuskan dalam SK Menteri Kesehatan Nomor 23 Tahun 1972 tentang Sistem
Rujukan adalah suatu system penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang
melaksanakan pelimpahan tanggungjawab timbal balik terhadap suatu kasus
penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal dalam arti dari unit yang
berkemampuan kurang kepada unit yang lebih mampu atau secara horizontal dalam
arti antar unit-unit yang setingkat kemampuannya.
b. Jalur Rujukan Kesehatan
Rujukan Pelayanan Medis :
1) Antara masyarakat dengan puskesmas
2) Antara Puskesmas Pembantu/Bidan di
Desa dengan Puskesmas
3) Intern antara petugas
Puskesmas/Puskesmas Rawat Inap
4) Antara Puskesmas dengan Rumah Sakit,
Laboratorium atau fasilitas pelayanan lainnya.
c. Rujukan Pelayanan Kesehatan :
1) Dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
2) Dari Puskesmas ke instansi lain yang
lebih kompeten baik intrasektoral
maupun lintas sektoral.
3) Jika rujukan di Kabupaten/Kota masih
belum mampu menanggulangi, dapat diteruskan ke Provinsi/Pusat.
G.
Strafikasi Puskesmas
1. Pengertian
Adalah upaya untuk melakukan
penilaian prestasi kerja puskesmas, dalam rangka perkembangan fungsi puskesmas
sehingga dalam rangka fungsi puskesmas
dapat dilaksanakan lebih terarah.
2. Tujuan
a) Mendapatkan gambaran secara
menyeluruh perkembangan puskesmas dalam rangka mawas diri
b) Mendapatkan masukan untuk
perencanaan puskesmas dalam waktu mendatang
c) Mendapatkan informasi tentang
masalah dan hambatan pelaksanaan puskesmas sebagai masukan untuk pembinaan
lebih lanjut
3. Pengelompokan Stratifikasi
Pengelompokan Strata dibagi menjadi
3
a) Strata I Puskesmas dengan Prestasi
kerja Baik (warna hijau)
b) Strata II Puskesmas dengan Prestasi
kerja Cukup (warna kuning)
c) Strata III Puskesmas dengan Prestasi
kerja Kurang(warna merah)
4. Sasaran dari stratifikasi puskesmas
adalah :
a) Puskesmas tingkat kecamatan
b) Puskesmas tingkat Kelurahan (
puskesmas pembantu )
c) Unit-unit kesehatan lain
d) Pembinaan peran serta masyarakat
H.
Perencanaan Mikro
1. Pengertian
Perencanaan micro tingkat puskesmas
adalah penyusunan rencana tingkat puskesmas untuk 5 tahun, termasuk rincian
tiap tahunnya.
2. Tujuan Umum
Meningkatkan
cakupan pelayanan program prioritas sesuai dengan masalah yang dihadapi
puskesmas sehingga meningkatkan fungsi puskesmas.
3. Tujuan Khusus
a) Tersusunnya rencana kerja puskesmas
untuk jangka waktu 5 tahun secara tertulis.
b) Tersusunnya rencana kerja tahunan
puskesmas, sebagai penjabaran rencana kerja 5 tahunan.
4. Langkah dalam penyusunan
a) Identifikasi keadaan dan masalah
b) Penyusunan Rencana
5. Perencanaan yang disusun berdasarkan
preoritas masalah yang disusun secara sistematis.
a) Penyusunan Rencana Pelaksanaan (
Plan of Action )
b) Penulisan dokumen
1) Pendahuluan
2) Keadaan dan masalah
3) Tujuan dan sasaran
4) Pokok kegiatan dan pentahapan
5) Kebutuhan sumber daya
6) Pemantauan dan penilaian
7) Penutup
I.
Lokakarya Mini Puskesmas
1. Definisi
Upaya untuk
menggalang kerjasama tim untuk penggerakan dan pelaksanaan upaya kesehatan
puskesmas sesuai dengan rencana yang telah disusun dari tiap-tiap upaya
kesehatan pokok puskesmas, sehingga dapat dihindarkan terjadinya tumpang tindih
dalam pelaksanaan kegiatannya.
2. Tujuan Umum
Meningkatkan
kemampuan tenaga puskesmas bekerja sama dengan tim dan membina kerjasama lintas
program dan lintas sektoral.
3. Tujuan Khusus
a) Terlaksananya kerjasama tim lintas
program
b) Terlaksananya kerjasama lintas
sektoran dalam rangka pembinaan PSM
c) Terlaksananya rapat kerja bulanan
d) Terlaksananya rapat kerja triwulan
dan pembinaan kerjasama lintas Sektoral
4. Ruang lingkup
a) Menggalang kerjasama tim dari
masing-masing anggota
b) Meningkatkan kebanggaan dan semangat
membela keberhasilan tim
5. Komponen
a) Penggalangan kerjasama dalam tim
puskesmas
b) Penggalangan kerjasama lintas
sektoral
c) Rapat kerja bulanan puskesmas
d) Rapat kerja triwulan lintas sektoral
J.
Supervise Puskesmas
1. Pengertian
Upaya
pengarahan dengan cara mendengar alasan dan keluhan-keluhan tentang masalah
dalam pelaksanaan dan memberikan petunjuk serta saran-saran dalam mengatasi
permasalahan yang dihadapi pelaksana, sehingga meningkatkan daya guna dan hasil
guna serta kemampuan pelaksana dalam melaksanakan upaya kesehatan puskesmas.
2. Tujuan Umum
Terselenggaranya upaya kesehatan
puskesmas secara berhasil guna dan berdayaguna.
3. Tujuan Khusus
Terselenggaranya program upaya
kesehatan puskesmas sesuai dengan pedoman
pelaksanaan
a) Kekeliruan dan penyimpangan dapat
diluruskan
b) Meningkatkan mutu pelayanan
c) Meningkatkan hasil pencapaian
puskesmas
d) Meningkatkan hasil pencapaian
pelayanan puskesmas
K.
Sistem Pencatatan dan Pelayanan
Terpadu Puskesmas
1. Pengertian
adalah tata cara pencatatan dan
pelaporan yang lengkap untuk pengelolaan puskesmas, meliputi keadaan fisik,
tenaga sarana dan kegiatan pokok yang dilakukan serta hasil yang dicapai oleh
puskesmas.
2. Tujuan :
a) Tersedianya data yang meliputi
keadaan fisik, tenaga, sarana dan kegiatan pokok puskesmas secara akurat tepat
waktu dan mutakhir
b) Terlaksananya pelaporan data-data
secara teratur di berbagai jenjang administrasi sesuai dengan peraturan yang berlaku
c) Dipergunakan data tersebut untuk
pengambilan keputusan dalam rangka pengelolaan program kesehatan masyarakat melalui
puskesmas diperbagai tingkat administrasi
3. Ruang Lingkup
a) SP2TP dilakukan oleh semua puskesmas
termasuk puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling.
b) Pencatatan dan pelaporan mencakup :
1) Data umum dan demografi wilayah
kerja puskesmas
2) Data ketenagaan di puskesmas
3) Data Sarana yang dimiliki puskesmas
4) Data kegiatan pokok puskesmas (18
upaya pokok) baik didalam gedung maupun diluar gedung.
4. Pelaporan dilakukan secara periodik
(bulanan,tribulanan,semester dan tahunan)
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Puskesmas
dan Pustu sangat berperan penting dalam meningkatkan akses peningkatan pelayanan
kesehatan yang merata, seperti pusat pembangunan berwawasan kesehatan, pusat
pemberdayaan kelarga dan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan strata pertama
yang meliputi; pelayanan kesehatan perorangan (private goods) dan pelayanan
kesehatan masyarakat (public goods).
Pelayanan
kesehatan yang diberikan Puskesmas adalah pelayanan kesehatan menyeluruh yang
meliputi Kuratif (pengobatan), Preventif (upaya pencegahan), promotif
(peningkatan kesehatan), dan Rehabilitatif (pemulihan kesehatan).
B. Saran
Melihat
dari sisi pelayanan kesehatan masyarakat utamanya dalam pelayanan di pustu
penulis menyarankan agar peningkatan mutu pelayanan kesehatan khususnya tenaga
medis agar dapat menyeluruh ke pelosok daerah yang terpencil, sehingga
pelayanan kesehatan masyarakat merata. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi teman-teman maupun pembaca
DAFTAR
PUSTAKA
Adisasmito
Wiku. 2007. Sistem Kesehatan . Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Departemen
Kesehatan RI. 2005. Rencana Strategis Departemen
Kesehatan 2005-2009. Jakarta.
Departemen
Kesehatan RI. 2005. Profil Kesehatan Indonesia 2003
Menuju
Indonesia Sehat 2010.Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar