Kamis, 14 Februari 2013

Asuhan Keperawatan Pada Ny.N Dengan Kasus Asma Bronchial Di Rscm Langsa

BAB I
PENDAHULUAN


A.      Latar Belakang

Penyakit diare hingga kini masih merupakan salah satu penyakit utama pada bayi dan anak di indonesia. Diperkirakan angka kesakitan berkisar diantara 150-430 / seribu penduduk setahunnya. Dengan upaya yang sekarang telah dilaksanakan, angka kesakitan di RS dapat ditekan menjadi < dari 3 %.
Penggunaan istilah diare sebenarnya lebih tepat dari pada gasteroentritis, karena istilah yang disebut terakhir ini memberikan kesan seolah-olah penyakit ini hanya disebabkan oleh infeksi dan walaupun disebabkan oleh infeksi, lambung jarang mengalami peradangan.
Hippocrates mendefinisikan diare sebagai pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair. Dibagian IKA FKUI / RSCM diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal / bentuk tinja yang encer dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya. Neonatus dinyatakan diare bila frekuensi BAB sudah lebih dari 4 kali.  Sedangkan  untuk  bayi  berumur > 1 bulan  dan anak, bila frekuensi sudah > 3 kali.

B.  Rumusan masalah
1. apakah penyakit gatro enteritis?
2. apa penyebab/ etiologi gatro enteritis?
3. apa gejala/ tanda-tanda gatro enteritis?
4. Bagaimana komplikasi gatro enteritis?
5. Bagaimana cara pengobatan gatro enteritis?
6. Bagaimana cara penularan gatro enteritis?




C. Tujuan
1. Untuk mengetahui  penyakit gatro enteritis
2. Untuk mengetahui  penyebab/ etiologi gatro enteritis
3. Untuk mengetahui  gejala/ tanda-tanda gatro enteritis
4. Untuk mengetahui  komplikasi gatro enteritis
5. Untuk mengetahui  cara pengobatan gatro enteritis
6. Untuk mengetahui  cara penularan gatro enteritis

D.   Manfaat

1.      Manfaat Bagi Masyarakat.
Mengingatkan kesadaran terhadap perlunya pengetahuan mengenai tanda-tanda bahaya dan usaha penanggulangan sehingga diharapkan gang / kompukasi dsapat di cegah secara dini.

2.      Manfaat Bagi Masyarakat.
Merupakan sarana untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapat untuk mendapatkan pengalaman nyata.

3.      Manfaat Bagi Institusi Prodi Kebidanan
Merupakan dokumentasi dan bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya.



BAB II
LANDASAN TEORI

A.      Definisi

Gastroenteritis berasal dari kata gaster à  lambung dan entera à  usus Gastroenteritis adalah radang dari lambung dan usus dimana didapatkan gejala diare dengan atau tanpa muntah. Gastroenteritis adalah pengeluaran tinja yang encer dengan frekuensi lebih dari 4x / hari, dapat atau tidak disertai perubahan warna, darah dan lendir.

B.      Etiologi

Etiologi diare dapat di bagi dalam beberapa faktor, yaitu :
1.      Faktor Infeksi.
a.  Infeksi Enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan peny    utama diare pada anak. Inflasi enternal ini meliputi :
1)     Infeksi bakteri : Vigrio, E.coli, Salmonella, Shigella, Compylobacter,     Yersnia, Aeromonas dan sebagainaya.
2)     Infeksi virus   : Enteroovirus, (Virus echo, Coxsackie, Poliamyelitis)      Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dan lain-lain
b.  Infeksi Parenteral yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan          seperti Otitis Media Akut (OMA), Tonsilofaringitis, Bronkopneumonia,             Ensefalitis, dan sebagainya.
 2.        Faktor Non Infeksiosus
a.  Malabsorbsi karbohidrat disakarida (intoleransi, lactosa, maltosa, dan         sukrosa), non sakarida (intoleransi glukosa, fruktusa dan galaktosa).        Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering ialah intoleransi            laktosa.
1)      Malabsorbsi lemak
2)      Malabsorbsi protein
b.   Faktor makan   :    Makanan basi, beracun, alergi terhadap  makanan.


c.   Faktor psikologis   : Rasa takut dan cemas, walaupun jarang dapat
                                                  menimbulkan diare terutama pada anak yang lebih besar.


C.      Gejala / Tanda-tanda.

1.     Mula-mula cengeng dan gelisah
2.     Suhu tubuh biasanya naik
3.      Anoreksia
4.     Timbul diare yaitu tinja cair dan mungkin disertai lendir dan atau darah
5.     Timbul muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare.
6.     Sekitar anus dapat menjadi lecet karena seringnya defekasi dan tinja             yang  asam, dan timbullah keadaan yang disebut dengan dehidrasi dengan tanda-tanda :
a)  Mata cekung
b)  BB menurun
c)   Kencing sedikit
d)  Selaput lendir bibir, mulut dan kulit kering
e)  Timbul demam


D.      Komplikasi

Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat terjadi berbagai macam komplikasi seperti :
1.   Dehidrasi
2.   Renjatan hipovolemik
3.   Hipokalsemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah, bradikardi)
4.   Hipoglikemia
5    Intoleransi laktosa sekunder
6.   Kejang
7.   Malnutrisi energi protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga      mengalami kelaparan.



E.      Pengobtan

Dasar pengobatan diare ialah :
1.   Pemberian cairan
2.   Dietetik (pemberian makanan)
3.   Obat-obatan
4.   Education = Pendidikan kesehatan untuk ibu-ibu tentang anak-anak yang   sehat atau makanan untuk anak diare.
Prinsip pengobatan diare adalah menggantikan cairan yang hilang melalui tinja dengan atau tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain (gula, air tajin, tepung besar, dan lain-lain).



F.       Cara Penularan Penyakit Diare 
Infeksi oleh agen penyebab terjadi bila makan makanan / air minum yang terkontaminasi tinja / muntahan penderita penyakit diare. Penularan langsung juga dapat terjadi bila tangan tercemar dipergunakan untuk menyuap makanan.



BAB III
ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK

I.   Pengumpulan Data Dasar
Tanggal, 25 Desember 2012
A.    Identitas
1.      Biodata
Nama Anak              :    An. T
Jenis Kelamin        :    Perempuan
Umur                         :    4 tahun
Anak Ke -                 :    ke – 1

Nama Ayah              :    Tn.S                           Nama Ibu             :  Ny. E
Umur                          :   25 Th                         Umur                    : 23 Th
Agama                       : I slam                           Agama                  : Islam
Pendidikan               :   -                                  Pendidikan           : -
Pekerjaan                 :   Kary.swasta           Pekerjaan               :  IRT
Alamat                       :                                      Alamat                  :

2.      Keluhan Utama
Ibu mengatakan anak nya tidak mau makan, BAB cair sejak 1 hari yang lalu lebih dari 4 kali dan lemas.

3.      Riwayat Kesehatan
Sebelumnya anak tidak pernah menderita sakit seperti ini.
B.     Pola Kebutuhan Dasar
1.      Nutrisi
Makan 3x sehari, nasi, sayur, lauk pauk , buah dan susu

2.      Eliminasi
Sebelum sakit : BAK = 4-5x / hari           
BAB : 1x / hari,  padat, berwarna kuning
Saat sakit : BAK = 3-4x / hari                 
 BAB : lebih dari 4 kali / hari, cair, berwarna kuning
3.      Personal Hygiene
a)  Sebelum Sakit    : Mandi 2x / hari, pagi dan sore
b)  Saat Sakit           : Mandi 2x / hari, pagi dan sore dengan mandi di lap

4.      Istirahat
a)    Sebelum Sakit     : Tidur malam 10-11 jam / hari, tidur siang 1 jam /  hari
b)    Saat Sakit           : Tidur malam 8-9 jam / hari, tidur siang 1 jam / hari

5.      Aktivitas
Sejak sakit anak rewel, badan lemas karena kurangnya nafsu makan aktivitasnya terganggu.

1.         Pemeriksaan Umum
~ Keadaan Umum           :    Anak tampak lemas dan gelisah
* BB Sebelum Sakit         : -
* BB saat sakit                   :    16 Kg

2.         Pemeriksa Fisik
    1. Kepala
Bentuk kepala                 :     Bundar
Keadaan                          :     Rambut hitam, bersih

    1. Mata
Bentuk Mata                    :      Simetis ka/ki                      
Konjugtiva                       :     Berwarna pucat


    1. Mulut
Gusi                                    :    Normal
Bibir                                  :     Bersih, mukosa bibir tampak kering
Caries                               : Tidak ada

e. Ekstrimitas
Jari Tangan                      :     Lengkap tanpa cacat
Jari kakI                            :    Lengkap tanpa cacat
Pergerakan                       :     Ada


a.    Diagnosa   : Anak umur 4 Tahun dengan gastero entertis
b.    Masalah
          Gangguan Keseimbangan Cairan
          Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi.
c.     Kebutuhan
          Nutrisi dan Cairan Elektrolit
d.      Anak BAB cair lebih dari 4 kali dalam sehari
e     .Nafsu makan berkurang

Rencana Managemen
1.      Penuhi kebutuhan nutrisi dan cairan :
a.  Berikan makan
b.  Berikan minuman
2.      Berikan terapi obat-obatan sesuai dengan advis dokter :
            IVFD RL 20 tts / i
3.      Ajarkan pada ibu cara perawatan diare :
     Menjaga personal hygiene anak dengan membersihkan tumbuh anak        dengan wasap air hangat dan mengganti pakaian anak apabila kotor
4.      Jelaskan pada kelurga tentang kondisi anaknya saat ini 

  Evaluasi
a.    Ibu bersedia memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi anaknya dengan memberi makanan dan minum
b.    Pemberian terapi obat-obatan telah di laksanakan
c.    Ibu mengerti cara perawatan diare dengan memberikan kompres bila anak panas dan menjaga personal hygiene
d.    Ibu mengerti kondisi anaknya saat ini



Pendokumentasian SOAP

S          : Ibu mengatakan anaknya BAB cair lebih dari 4 x sejak 1hari yang lalu.

O         : Keadaan umum anak lemas, rewel           
                 BB              = 16 kg
                 Temp         =  36.5 °C

A         : Gangguan pemenuhan nutrisi, cairan dan keseimbangan cairan belum
                 teratasi

P          : 1.  Berikan  cairan:     
                    IVFD RL 20 tts / i

            2. Pemenuhan Istirahat
a)  Kurangi aktifitas
b)  Tidur



BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A.           Kesimpulan

Dari hasil asuhan kebidanan pada kasus Gastro Enteritis pada anak yang penulis laksanakan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa :
1.    Peny GE sngat mudah penularnnya, misalnya melalui makanan, dan           minuman yang terkontominasi, alat-alat yang dipakai secara langsung          maupun melalui binatang perantara dan juga kurang memenuhi syarat      kesehatan.
2.    Dengan perawatan yang baik penderita GE dapat diatasi dengan baik.
3.    Secara garis besar perawatan pada peny GE yang dilakukan di RB dan RS sudah mendekati kesempurnaan.

B.      Saran

Setelah penulis menyimpulkan hasil kegiatan ini, maka ada beberapa hal yang ingin penulis sampaikan, yaitu saran yang mudah-mudahan dapat bermanfaat dalam usaha peningakatan mutu pelayanan kesehatan, adapun saran terasebut sebagai berikut :
1.    Perawatan yang dilakukan dengan baik, cermat dan teliti agar lebih ditingkatkan.
2.    Apabila di derah menemukan kasus dengan gejala lesu, lemah, tidak mau makan, muntah dan berak cair, hendaknya diperiksa ke petugas kesehatan atau tempat pelayanan kesehatan.
3.    Dalam melakukan perawatan GE hendaknya dengan hati-hati, cermat dan teliti serta selalu menjaga kesterilan alat, maka akan mempercepat proses penyembuhan.


DAFTAR PUSTAKA


Wahidiyat, Iskandar, Ilmu Kesehatan Anak I , Jakarta : FKUI, 1985.
Suryanah, Keperawatan Anak Untuk Siswa SPK, Jakarta : EGC, 1996.

Selasa, 12 Februari 2013

Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny.R Post Partus Spontan Dengan Indikasi Anemia Di Ruang Nifas RSUD Langsa

BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar belakang
Masa nifas adalah masa dua jam setelah lahirnya plasenta sampai enam minggu berikutnya. Istilah yang tepat digunakan dalam rangka pengawasan post partum anatara 2-6 jam, 2 jam-6 hari, 2 jam-6 minggu ( atau boleh juga disebut 6 jam, 6hari, 6 minggu).
Komplikasi pada masa nifas diantaranya infeksi puerperal, perdarahan yang disebabkan karena banyaknya pembuluh darah yang terputus dan terbuka, atonia uteri, perdarahan pada plasenta,  luka kandung kemih, emboli dan kemungkinan rupture uteri. Nifas tidak hanya masalah fisik tetapi juga terkait dengan masalah psikososial seperti cemas, gangguan body image dan proses penerimaann
Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang berada di garis depan, oleh karena itu bidan dituntut untuk lebih professional dalam melaksanakan asuhan kebidanan terutama asuhan kebidanan dalam masa nifas ini. Asuhan kebidanan harus secara komprehensif meliputu: promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta memenuhi kebutuhan klien, sehingga masalah yang dialami klien dalam masa nifas dapat teratasi tanpa menimbulkan komplikasi
Anemia merupakan masalah kesehatan yang berperan dalam penyebab tingginya angka kematian ibu, angka kematian bayi serta rendahnya produktivitas kerja, prestasi olahraga dan kemampuan belajar. Oleh karena itu, penanggulangan anemia menjadi salah satu program potensial untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, yang telah dilaksanakan pemerintah sejak Pembangunan Jangka Panjang I (Depkes, 1996).
Pada saat ini angka kematian ibu dan angka kematian perinatal di Indonesia masih sangat tinggi. Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (1994) angka kematian ibu adalah 390 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Perinatal adalah 40 per 1.000 kelahiran hidup. Jika dibandingkan dengan negara-negara lain maka angka kematian ibu di Indonesia adalah 15 kali Angka Kematian Ibu di Malaysia, 10 kali lebih tinggi daripada Thailand, atau 5 kali lebih tinggi dari pada Philipina (Depkes, 2002).

B.   Rumusan masalah
1.    Bagaimanakah konsep masa nifas ?
·         Apa pengertian masa nifas ?
·         Bagaimana periode masa nifas ?
·         Bagaimana perubahan fisiologis masa nifas ?

2.    Bagaimanakah konsep anemia ?
·         Apa pengertian anemia ?
·         Apa etiologi anemia ?
·         Apa patofisiologi anemia ?
·         Bagaiman gambaran klinis anemia ?
·         Apa tanda – tanda anemia ?
·         Bagaimana pencegahan anemia ?
·         Bagaimana penanganan anemia ?
3.    Apa pengaruh anemia pada ibu nifas ?

C.   Tujuan
1.    Untuk mengetahui konsep masa nifas
·         Pengertian masa nifas
·         Periode masa nifas
·         Perubahan fisiologis masa nifas

2.    Untuk mengetahui konsep anemia
·         Pengertian anemia
·         Etiologi anemia
·         Patofisiologi anemia
·         Gambaran klinis anemia
·         Tanda – tanda anemia
·         Pencegahan anemia
·         Penanganan anemia
3.    Untuk mengetahui pengaruh anemia pada ibu nifas

D.   Manfaat
·         Manfaat Bagi Masyarakat.

Mengingatkan kesadaran terhadap perlunya pengetahuan mengenai tanda-tanda bahaya dan usaha penanggulangan sehingga diharapkan dapat di cegah secara dini.

·         Manfaat Bagi Mahasiswa

Merupakan sarana untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapat untuk mendapatkan pengalaman nyata.
BAB II
LANDASAN TEORI

A.   NIFAS

1.    Pengertian
·         Nifas adalah masa pulihnya kembali dari masa persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil (Mochtar, 1998:115).
·         Masa nifas mulai setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu (Wiknjosastro, 2007: 237).

2.    Periode Nifas
·         Puerperium dini
Kepulihan dimana ibu diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dianggap bersih dan boleh bekerja (setelah 40 hari)
·         Puerperium intermedial
Kepulihan menyeluruh alat-alat kandungan/genital lamanya 6-8 minggu
·         Remote puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna yaiut bila selama hamil atau waktu bersalin mempunyai komplikasi ( bias berminggu-minggu, bulanan atau tahunan) (Mochtar, 1998: 115)

3.    Perubahan Fisiologis Masa Nifas
a.    Involusi Uterus
      Involusi atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram. Proses ini dimulai segera setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot-otot polos uterus (Ambarwati, 2010).

Involusi
Tinggi Fundus Uteri
Berat uterus
Bayi lahir
Uri lahir
1 minggu
2 minggu
6 minggu
8 minggu
Setinggi pusat
2 jari bawah pusat
Pertengahan pusat-symfisis
Tidak teraba di atas symfisis
Bertambah kecil
Sebesar normal
1000 gr
750  gr
500 gr
350 gr
50 gr
30 gr

b.    Lochea
Proses keluarnya darah nifas atau lochea terdiri atas 4 tahapan, yaitu:
a)    Lochea Rubra/Merah (Kruenta)
Lochea ini muncul pada hari ke 1 sampai hari ke 4 masa postpartum. Cairan yang keluar berwarna merah karena berisi darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo (rambut bayi), dan mekonium.
b)    Lochea Sanguinolenta
Cairan yang keluar berwarna merah kecoklatan dan berlendir. Berlangsung dari hari ke 4 sampai hari ke 7 postpartum.
c)    Lochea Serosa
Lochea ini berwarna kuning kecoklatan karena mengandung serum, leukosit dan robekan/laserasi plasenta. Muncul pada hari ke 7 sampai hari ke 14 postpartum.
d)    Lochea Alba/Putih
Mengandung leukosit, sel desidua,  sel epitel, selaput lendir serviks dan serabut jaringan yang mati. Lochea alba bisa berlangsung selama 2-6 minggu postpartum.
(Ambarwati, 2010).
c.    Serviks
Serviks mengalami involusi bersama-sama dengan uterus. Warna serviks sendiri merah kehitam-hitaman karena pembuluh darah. Konsistensinya lunak, kadang-kadang terdapat laserasi/perlukaan kecil. Karena robekan kecil yang terjadi selama dilatasi, serviks tidak pernah kembali pada keadaan sebelum hamil.
d.    Vulva dan Vagina
            Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama proses persalinan dan akan kembali secara bertahap dalam 6-8 minggu postpartum. Penurunan hormon estrogen pada masa postpartum berperan dalam penipisan mukosa vagina dan hilangnya rugae. Rugae akan terlihat kembali pada sekitar minggu ke 4 (Ambarwati, 2010).


B.   ANEMIA

1.    Pengertian
·         Adalah suatu keadaan dimana seseorang ibu sehabis melahirkan sampai dengan kira-kira 5 minggu dalam kondisi pucat, lemah dan kurang bertenaga (www.bidanblog.co.id).
·         Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb dan atau hitung eritrosit lebih rendah dari harga normal. Dikatakan sebagai anemia bila Hb < 14 g/dl dan Ht < 41 % pada pria atau Hb < 12 g/dl dan Ht < 37 % pada wanita. Memungkinkan terjadinya penurunan kuantitas hemoglobin, penurunan komponen eritrosit (Rustam, 1998 : 298).
·         Anemia adalah suatu keadaan dimana seseorang ibu sehabis melahirkan sampai dengan kira-kira 5 minggu dalam kondisi pucat, lemah dan kurang bertenaga (Sarwono, 2000 : 188-189).

2.    Etiologi
·         Adanya perdarahan sewaktu / sehabis melahirkan.
·         Adanya anemia sejak dalam kehamilan yang disebabkan oleh factor nutrisi dan hipervolemi.
·         Adanya gangguan pembekuan darah.
·         Kurangnya intake zat besi ke dalam tubuh

3.    Patofisiologi
·         Perdarahan sehingga kekurangan banyak unsur zat besi
·         Kebutuhan zat besi meningkat, dengan adanya perdarahan, gemeli, multiparitas, makin tuanya kehamilan
·         Absorbsi tidak normal / saluran cerna terganggu, misal defisiensi vitamin C  sehingga absorbsi Fe terganggu.
·         Intake kurang misalnya kualitas menu jelek atau muntah terus.

4.    Gambaran Klinis
·         Anemia ringan Hb   : 8 – 10gr%
·         Anemia sedang Hb : 6 – 8 gr%
·         Anemia berat Hb      : Kurang dari 6 gr%

5.    Tanda – Tanda Anemia
·         Lesu, lemah , letih, lelah, lunglai (5L).
·         Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang, dan konjungtiva pucat.
·         Gejala lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan  menjadi pucat.
·         Nyeri tulang, pada kasus yang lebih parah, anemia menyebabkan tachikardi, dan pingsan.

6.    Pencegahan
Banyak jenis anemia tidak dapat dicegah. Namun, Anda dapat membantu menghindari anemia kekurangan zat besi dan anemia kekurangan vitamin dengan makan yang sehat, variasi makanan, termasuk:
·         Besi. Sumber terbaik zat besi adalah daging sapi dan daging lainnya. Makanan lain yang kaya zat besi, termasuk kacang-kacangan, lentil, sereal kaya zat besi, sayuran berdaun hijau tua, buah kering, selai kacang.
·         Folat dapat ditemukan di jus jeruk dan buah-buahan, pisang, sayuran berdaun hijau tua, kacang polong ,roti, sereal dan pasta.
·         Vitamin B-12. Vitamin ini banyak dalam daging dan produk susu.
·         Vitamin C. Makanan yang mengandung vitamin C, seperti jeruk, melon dan beri, membantu meningkatkan penyerapan zat besi.
 Makan banyak makanan yang mengandung zat besi sangat penting bagi orang-orang yang memiliki kebutuhan besi yang tinggi, seperti anak-anak - besi yang diperlukan selama ledakan pertumbuhan - dan perempuan hamil dan menstruasi.

7.    Penanganan
Pada anemia ringan, bisa diberikan sulfas ferosis 3 x 100 mg/hari dikombinasi dengan asam folat / B12 : 15 –30 mg/hari. Pemberian vitamin C untuk membantu penyerapan. Bila anemi berat dengan Hb kurang dari 6 gr % perlu tranfusi disamping obat-obatan diatas.

C.   PENGARUH ANEMIA PADA IBU NIFAS
Pengaruh anemia pada ibu nifas adalah terjadinya subvolusi uteri yang dapat menimbulkan perdarahan post partum, memudahkan infeksi puerperium, pengeluaran ASI berkurang dan mudah terjadi infeksi mamae (Prawirohardjo, 2005). Praktik ASI tidak eksklusif diperkirakan menjadi salah satu prediktor kejadian anemia setelah melahirkan (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2008).




BAB III
TINJAUAN KASUS
FORMAT PENGKAJIAN PADA IBU NIFAS

A.   IDENTITAS / BIODATA
Nama                               :  Ny. R                 Nama Suami           :  Tn. H
U m u r                             :  35 Thn               U m u r                     :  42 Thn
Suku/Kebangsaan        :  Aceh/Indo         Suku/Kebangsaan :  Aceh/Indo
Agama                             :  Islam                  Agama                      :  Islam
Pendidikan                     :  SD                      Pendidikan              :  SD
Pekerjaan                       :  IRT                     Pekerjaan                : Petani
Alamat Rumah              :  G.Payong         Alamat Rumah       : G.Payong
Telp.                                 :  -                          Telp.                          :  -
Alamat Kantor                :  -                          Alamat Kantor         :  -
Telp.                                 :  -                          Telp.                          :  -

B.   ANAMNESA (DATA SUBJEKTIF)
1.    Alasan masuk                                  :  os datang dengan keluhan ingin melahirkan
                                                    
2.    Riwayat Persalinan             : 
-       Tempat melahirkan      :  RSUD ditolong oleh  :  Bidan
Ibu
-       jenis persalinan :                 spontan,belakang kepala :
lain-lain  :
-       komplokasi atau kelainan dalam persalinan     :  tidak ada
partus lama ………………  Jam/menit
-       plasenta :                               spontan         : 
dilahirkan dengan tangan indikasi
lengkap
sisa plasenta            : tidak ada
ukuran = 17 cm     berat = 500 gram
kelainan        : tidak ada
-       tali pusat panjang    :  50 cm
kelainan                    :  tidak ada
-       perineum :                             Utuh                            :  ya,
Robekan tingkat       : tidak ada
Episiotomi                 : tidak ada
Anestesi                    : tidak ada
Jahitan dengan        : tidak ada

-       Pendarahan :  Kala I ……40…….ml        Kala II………50…………ml
Kala III………75……ml    Kala IV………50………..ml
Selama operasi : …………-………….ml       
-       Tindakan lain :
Infus cairan : Rl 20 tts / i                 Transfusi golongan darah : -
Catatan waktu :
Kala I  :                       5          jam     30        menit
Kala II :                       -           jam     10        menit
Dipimpin meneran.             Jam    10        menit
Kala III :                      -           jam     15        menit
Ketuban pecah :      2          jam    10        menit 
(spontan / amniotomi) spontan waktu PD
Bayi
Lahir         :  Spontan      Pukul             :  05.45 Wib
BB             :  3100 gr        PB       :  50 cm
Nilai  Apgar          :  8
Cacan bawaan   :  tidak ada
Masa gestasi       :  36 minggu
Komplikasi          :  -        K .I      : tidak ada
                                          K. II     : tidak ada
Air ketuban banyaknya            : 500 cc
Keadaan                                      : jernih
3.    Riwayat Post Partum
1.    Keadaan Umum                        :  Baik
2.    Keadaan emosional                  :  Stabil
3.    Tanda vital                                  :  Denyut nadi           : 80 x/m
   TD                            : 120/90
   RR                           :  24 x/m
   Suhu                       :  36.5oC
4.    Payudara                                        Pengeluran                       :  Sudah keluar ASI
               Bentuk                    :  Simetris
               Puting susu           :  Menonjol
5.    Uterus
Tinggi fundus uteri :  2 jari dibawah pusat  Kontraksi uterus        : baik
Konsistensi Uterus :  keras                          Posisi Uterus    : normal
6.    Pengeluaran lokea warna : Merah               Jumlah                        : ± 150 cc
Bau                                     :  Khas                   Konsitensi                   : kental
7.    Perineum            : Utuh
8.    Kandung kemih : Kosong
9.    Ekstremitas         : Oedema : Tidak ada       refleks : ( + )    kemerahan : …….

C.   UJI DIAGNOSTIK
Pemeriksaan laboratorium (* jika ada indikasi albumin) :
* Keton                 :  …………………-…………………………………………....
haemoglobin      :  ………7.6 g %…………………golongan darah : ……O…..…





PENDOKUMENTASIAN SOAP

S : Ny R berusia 35 tahun mengatakan ini hari pertama masa nifas , ibu merasa lemas                             
     dan pusing
O : TD             : 120 / 90 mmHg
      Pols          : 80 x / i
      RR            : 24 x / i
      Temp        : 36 .5 ° C
      TFU          : 2 jari dibawah pusat
      Lochea     : Rubra
      HB            : 7.6 gr %
A : Diagnosa : Ny.R berusia 35 tahun post partum hari ke 1 G8 P6 A1 dengan anemia
      Dasar       : HB 7.6 gr %
      Masalah Potensial : Perdarahan dan infeksi nifas
      Kebutuhan              :
·         Nutrisi
·         Personal hygiene
·         Istirahat

P :
Perencanaan :
·         Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi dan asam folat seperti daging sapi ,kacang-kacangan,sereal kaya zat besi, sayuran berdaun hijau tua, buah kering, selai kacang
·         Kolaborasi dengan dokter obgyn untuk penanganan anemia
o   Terapi yang didapatkan :
§  amoxicilin 2 x 1
§  as.mef       3 x 1
§  sf               1 x 1

·         menganjurkan ibu untuk tranfusi darah
·         Menganjurkan ibu istirahat yang cukup
·         Mengobservasi keadaan umum ibu
·         Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu
·         Menganjurkan ibu untuk mengganti duk minimal 3 x sehari


Pelaksanaan :
·         Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi dan asam folat seperti daging sapi ,kacang-kacangan,sereal kaya zat besi, sayuran berdaun hijau tua, buah kering, selai kacang
·         Kolaborasi dengan dokter obgyn untuk penanganan anemia
o   Terapi yang didapatkan :
§  amoxicilin 2 x 1
§  as.mef       3 x 1
§  sf               1 x 1
·         Menganjurkan ibu istirahat yang cukup
·         Mengobservasi keadaan umum ibu
·         Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu
·         Menganjurkan ibu untuk mengganti duk minimal 3 x sehari

E :
·         Ibu sudah mendapatkan terapi
·         Ibu tidak mau ditranfusi
·         Ibu sudah mendapatkan istirahat yang cukup
·         Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan dirinya
·         Ibu sudah mau untuk mengganti duk 3 x sehari




BAB IV
PENUTUP

A.   Kesimpulan
·         Nifas adalah masa pulihnya kembali dari masa persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil (Mochtar, 1998:115).
·         Periode Nifas :
o   Puerperium dini
o   Puerperium intermedial
o   Remote puerperium
·         Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb dan atau hitung eritrosit lebih rendah dari harga normal. Dikatakan sebagai anemia bila Hb < 14 g/dl dan Ht < 41 % pada pria atau Hb < 12 g/dl dan Ht < 37 % pada wanita. Memungkinkan terjadinya penurunan kuantitas hemoglobin, penurunan komponen eritrosit (Rustam, 1998 : 298).
·         Pengaruh anemia pada ibu nifas adalah terjadinya subvolusi uteri yang dapat menimbulkan perdarahan post partum, memudahkan infeksi puerperium, pengeluaran ASI berkurang dan mudah terjadi infeksi mamae (Prawirohardjo, 2005). Praktik ASI tidak eksklusif diperkirakan menjadi salah satu prediktor kejadian anemia setelah melahirkan (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2008).

B.   Saran
Setelah penulis menyimpulkan hasil kegiatan ini, maka ada beberapa hal yang ingin penulis sampaikan, yaitu saran yang mudah-mudahan dapat bermanfaat dalam usaha peningakatan mutu pelayanan kesehatan, adapun saran terasebut sebagai berikut :
1.    Perawatan yang dilakukan dengan baik, cermat dan teliti agar lebih ditingkatkan.
2.    Apabila di daerah menemukan kasus dengan gejala anemia hendaknya diperiksa ke petugas kesehatan atau tempat pelayanan kesehatan.
3.    Dalam melakukan perawatan anemia hendaknya dengan hati-hati, cermat dan teliti maka akan mempercepat proses penyembuhan.




DAFTAR  PUSTAKA


·         Doenges, E.M. 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi. EGC, Jakarta.
·         Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. EGC, Jakarta.
·         Prawirohardjo, Sarwono. 1999. Ilmu Kebidanan. YBP-SP, Jakarta.
·         Saifudin, A.B. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. YBP-SP, Jakarta.
·         Sastrawinata, Sulaiman. 1984. Obtetri Patologi. Cleman, Jakarta.
·         Prawirohardjo, Sarwono. 2000. Ilmu Kebidanan. YBP-SP, Jakarta.