Senin, 09 Desember 2013

ASUHAN KEBIDANAN PADA An.A DENGAN GASTRITIS DI POLI ANAK RSUD LANGSA


ASUHAN KEBIDANAN PADA An.A DENGAN GASTRITIS DI POLI ANAK RSUD LANGSA
Di
S
U
S
U
N
Oleh :
Nama                         : Husna Clara
NIM                             : PO 0324211017
CI                                : Milawati ,Amd.Keb
PEMBIMBING          : Hajri Mahyuni ,S.ST


Prodi Kebidanan Kota Langsa
Poltekkes Kemenkes Aceh
TA 2013 / 2014


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Gastritis adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sekelompok kondisi dengan satu hal yaitu radang selaput perut . Peradangan ini  (gastritis) sering kali adalah hasil dari infeksi bakteri Helicobacter Pylori yang menyebabkan radang perut yang paling sering ditemukan. Di negara berkembang prevalensi infeksi Helicobacter Pylori pada orang dewasa mendekati angka 90%. Sedangkan pada anak-anak prevalensinya lebih tinggi lagi. Penelitian serologis yang dilakukan secara cross sectional bertambahnya prevelansi penyakit ini sesuai dengan pertambahan usia. Penyebab penyakit ini adalah gram negative, basil yang berbentuk kurva dan batang. Namun, banyak faktor lain seperti cedera traumatis, penggunaan obat penghilang rasa sakit tertentu atau minum alkohol terlalu banyak, merokok, kafein lada, steroid , mekanis iritasi bakterial, obat anti inflamasi terutama aspirin juga dapat berkontribusi untuk terjadinya gastritis.

Gastritis dapat terjadi secara mendadak (gastritis akut) atau bisa terjadi perlahan-lahan dari waktu ke waktu (gastritis kronis). Dalam beberapa kasus, gastritis dapat menyebabkan ulkus pada lambung dan peningkatan risiko kanker perut. Bagi kebanyakan orang, gastritis tidaklah serius dan dapat dengan cepat mereda bahkan sembuh dengan pengobatan.

Gastritis merupakan salah satu penyakit yang paling banyak dijumpai diklinik Penyakit Dalam ( IPD jilid II Edisi 3). Gastritis akut merupakan penyakit yang sering ditemukan biasanya jinak dan dapat sembuh sendiri ( Patofisiologi Sylvia & Wilson) dan ± 80 - 90% yang dirawat di ICU menderita gastritis akut.



B.     Rumusan Masalah
1.      Apa definisi dari Gastritis ?
2.      Bagaimana patofisiologi dari Gastritis ?
3.      Apa saja penyebab dari Gastritis ?
4.      Apa tanda dan gejala dari Gastritis ?
5.      Bagaimana penatalaksanaan pasien dengan Gastritis ?
6.      Bagaimana asuhan kebidanan pada pasien dengan Gastritis ?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui definisi dari Gastritis
2.      Untuk mengetahui patofisiologi Gastritis
3.      Untuk mengetahui apa saja penyebab dari Gastritis
4.      Untuk mengetahui apa tanda dan gejala dari Gastritis
5.      Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan pasien dengan Gastritis
6.      Untuk mengetahui bagaimana asuhan kebidanan pada pasien dengan Gastritis.

D.    Manfaat
1.      Bagi Penulis
           Setelah menyelesaikan makalah ini diharapkan kami sebagai mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan mengenai penyebab serta upaya pencegahan penyakit gastritis agar terciptanya kesehatan masyarakat yang lebih baik.
2.      Bagi Pembaca
Diharapkan agar pembaca dapat mengetahui tentang penyakit gastritis lebih dalam sehingga dapat mencegah serta mengantisipasi diri dari penyakit gastritis.
3.      Bagi Petugas Kesehatan
Diharapkan dapat menambah wawasan dan informasi dalam penanganan penyakit gastritis sehingga dapat meningkatkan pelayanan keperawatan yang baik.

BAB II
TINJAUAN TEORI

A.   Pengertian

Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag berasal dari bahasa yunani yaitu gastro,yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan. Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Kapita Selecta Kedokteran, Edisi Ketiga hal 492). Gastritis adalah segala radang mukosa lambung ( Buku Ajar Keperawatan Medikal  Bedah ,Edisi  Kedelapan  hal 1062). Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus atau local. (Patofisiologi, Sylvia A Price hal 422). Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung yang dapat bersifat akut kronik, difus atau lokal (Soepaman, 1998). Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Arif Mansjoer, 1999). Gastritis adalah radang mukosa lambung (Sjamsuhidajat, R, 1998).

B.   Klasifikasi Gastritis

Gastritis menurut jenisnya terbagi menjadi 2, yaitu (David Ovedorf 2002) :
1.    Gastritis akut
Disebabkan oleh mencerna asam atau alkali kuat yang dapat menyebabkan mukosa menjadi gangren atau perforasi. Gastritis akut dibagi menjadi dua garis besar yaitu :
a.    Gastritis Eksogen akut ( biasanya disebabkan oleh faktor-faktor dari luar, seperti bahan kimiamisal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid , mekanis iritasi bakterial, obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin (aspirin yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung) ).
b.    Gastritis Endogen akut

2.    Gastritis Kronik
Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter pylory (H. Pylory). Gastritis kronik dikelompokkan lagi dalam 2 tipe yaitu tipe A dan tipe B. Dikatakan gastritis kronik tipe A jika mampu menghasilkan imun sendiri. Tipe ini dikaitkan dengan atropi dari kelenjar lambung dan penurunan mukosa. Penurunan pada sekresi gastrik mempengaruhi produksi antibodi. Anemia pernisiosa berkembang pada proses ini.  Gastritis kronik tipe B lebih lazim. Tipe ini dikaitkan dengan infeksi helicobacter pylori yang menimbulkan ulkus pada dinding lambung.
                                                                                                      
C.   Etiologi

Beberapa penyebab yang dapat mengakibatkan terjadinyagastritis antara lain :
1.    Infeksi bakteri.
Sebagian besar populasi di dunia terinfeksi oleh bakteri H. Pylori yang hidup di bagian dalam lapisan mukosa yang melapisi dinding lambung. Walaupun tidak sepenuhnya dimengerti bagaimana bakteri tersebut dapat ditularkan, namun diperkirakan penularan tersebut terjadi melalui jalur oral atau akibat memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri ini. Infeksi H. pylori sering terjadi pada masa kanak – kanak dan dapat bertahan seumur hidup jika tidak dilakukan perawatan. Infeksi H. pylori ini sekarang diketahui sebagai penyebab utama terjadinya peptic ulcer dan penyebab tersering terjadinya gastritis. Infeksi dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan peradangan menyebar yang kemudian mengakibatkan perubahan pada lapisan pelindung dinding lambung. Salah satu perubahan itu adalah atrophic gastritis, sebuah keadaan dimana kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung secara perlahan rusak. Peneliti menyimpulkan bahwa tingkat asam lambung yang rendah dapat mengakibatkan racun-racun yang dihasilkan oleh kanker tidak dapat dihancurkan atau dikeluarkan secara sempurna dari lambung sehingga meningkatkan resiko (tingkat bahaya) dari kanker lambung. Tapi sebagian besar orang yang terkena infeksi H. pylori kronis tidak mempunyai kanker dan tidak mempunyai gejala gastritis, hal ini mengindikasikan bahwa ada penyebab lain yang membuat sebagian orang rentan terhadap bakteri ini sedangkan yang lain tidak.

2.    Pemakaian obat penghilang nyeri secara terus menerus.
Obat analgesik anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen dan naproxen dapat menyebabkan peradangan pada lambung dengan cara mengurangi prostaglandin yang bertugas melindungi dinding lambung. Jika pemakaian obat – obat tersebut hanya sesekali maka kemungkinan terjadinya masalah lambung akan kecil. Tapi jika pemakaiannya dilakukan secara terus menerus atau pemakaian yang berlebihan dapat mengakibatkan gastritis dan peptic ulcer.

3.    Penggunaan alkohol secara berlebihan.
Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada dinding lambung dan membuat dinding lambung lebih rentan terhadap asam lambung walaupun pada kondisi normal.

4.    Penggunaan kokain.
Kokain dapat merusak lambung dan menyebabkan pendarahan dan gastritis.

5.    Stress fisik.
Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar atau infeksi berat dapat menyebabkan gastritis dan juga borok serta pendarahan pada lambung.

6.    Kelainan autoimmune.
Autoimmune atrophic gastritis terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat yang berada dalam dinding lambung. Hal ini mengakibatkan peradangan dan secara bertahap menipiskan dinding lambung, menghancurkan kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung dan menganggu produksi faktor intrinsic (yaitu sebuah zat yang membantu tubuh mengabsorbsi vitamin B-12). Kekurangan B-12, akhirnya, dapat mengakibatkan pernicious anemia, sebuah konsisi serius yang jika tidak dirawat dapat mempengaruhi seluruh sistem dalam tubuh. Autoimmune atrophic gastritis terjadi terutama pada orang tua.

7.    Crohn’s disease.
Walaupun penyakit ini biasanya menyebabkan peradangan kronis pada dinding saluran cerna, namun kadang-kadang dapat juga menyebabkan peradangan pada dinding lambung. Ketika lambung terkena penyakit ini, gejala-gejala dari Crohn’s disease (yaitu sakit perut dan diare dalam bentuk cairan) tampak lebih menyolok daripada gejala-gejala gastritis.

8.    Radiasi and kemoterapi.
Perawatan terhadap kanker seperti kemoterapi dan radiasi dapat mengakibatkan peradangan pada dinding lambung yang selanjutnya dapat berkembang menjadi gastritis dan peptic ulcer. Ketika tubuh terkena sejumlah kecil radiasi, kerusakan yang terjadi biasanya sementara, tapi dalam dosis besar akan mengakibatkan kerusakan tersebut menjadi permanen dan dapat mengikis dinding lambung serta merusak kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung.

9.    Penyakit bile reflux.
Bile (empedu) adalah cairan yang membantu mencerna lemak-lemak dalam tubuh. Cairan ini diproduksi oleh hati. Ketika dilepaskan, empedu akan melewati serangkaian saluran kecil dan menuju ke usus kecil. Dalam kondisi normal, sebuah otot sphincter yang berbentuk seperti cincin (pyloric valve) akan mencegah empedu mengalir balik ke dalam lambung. Tapi jika katup ini tidak bekerja dengan benar, maka empedu akan masuk ke dalam lambung dan mengakibatkan peradangan dan gastritis.
D.   Patofisiologi

1.    Gastritis Akut
Gastritis akut dapat disebabkan oleh karena stres, zat kimia misalnya obat-obatan dan alkohol, makanan yang pedas, panas maupun asam. Pada orang yang mengalami stres akan terjadi perangsangan saraf simpatis NV (Nervus vagus) yang akan meningkatkan produksi asam klorida (HCl) di dalam lambung. Adanya HCl yang berada di dalam lambung akan menimbulkan rasa mual, muntah dan anoreksia. Zat kimia maupun makanan yang merangsang akan menyebabkan sel epitel kolumner, yang berfungsi untuk menghasilkan mukus, mengurangi produksinya. Sedangkan mukus itu fungsinya untuk memproteksi mukosa lambung agar tidak ikut tercerna. Respon mukosa lambung karena penurunan sekresi mukus bervariasi diantaranya vasodilatasi sel mukosa gaster. Lapisan mukosa gaster terdapat sel yang memproduksi HCl (terutama daerah fundus) dan pembuluh darah. Vasodilatasi mukosa gaster akan menyebabkan produksi HCl meningkat. Anoreksia juga dapat menyebabkan rasa nyeri. Rasa nyeri ini ditimbulkan oleh karena kontak HCl dengan mukosa gaster. Respon mukosa lambung akibat penurunan sekresi mukus dapat berupa eksfeliasi (pengelupasan). Eksfeliasi sel mukosa gaster akan mengakibatkan erosi pada sel mukosa. Hilangnya sel mukosa akibat erosi memicu timbulnya perdarahan. Perdarahan yang terjadi dapat mengancam hidup penderita, namun dapat juga berhenti sendiri karena proses regenerasi, sehingga erosi menghilang dalam waktu 24-48 jam setelah perdarahan.

2.    Gastritis Kronis
Helicobacter pylori merupakan bakteri gram negatif. Organisme ini menyerang sel permukaan gaster, memperberat timbulnya desquamasi sel dan muncullah respon radang kronis pada gaster yaitu: destruksi kelenjar dan metaplasia. Metaplasia adalah salah satu mekanisme pertahanan tubuh terhadap iritasi, yaitu dengan mengganti sel mukosa gaster, misalnya dengan sel desquamosa yang lebih kuat. Karena sel desquamosa lebih kuat maka elastisitasnya juga berkurang. Pada saat mencerna makanan, lambung melakukan gerakan peristaltik tetapi karena sel penggantinya tidak elastis maka akan timbul kekakuan yang pada akhirnya menimbulkan rasa nyeri. Metaplasia ini juga menyebabkan hilangnya sel mukosa pada lapisan lambung, sehingga akan menyebabkan kerusakan pembuluh darah lapisan mukosa. Kerusakan pembuluh darah ini akan menimbulkan perdarahan (Price, Sylvia dan Wilson, Lorraine, 1999: 162).
     
E.   Komplikasi

1.    Gastritis Akut
Komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh gastritis akut adalah perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hematemesis dan melena, dapat berakhir sebagai syock hemoragik. Khusus untuk perdarahan SCBA, perlu dibedakan dengan tukak peptik. Gambaran klinis yang diperlihatkan hampir sama. Namun pada tukak peptik penyebab utamanya adalah H. pylory, sebesar 100% pada tukak duodenum dan 60-90 % pada tukak lambung. Diagnosis pasti dapat ditegakkan dengan endoskopi.

2.    Gastritis Kronis
Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan vitamin B 12, akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan besi terganggu dan penyempitan daerah antrum pylorus. Gastritis Kronis juka dibiarkan dibiarkan tidak terawat, gastritis akan dapat menyebabkan ulkus peptik dan pendarahan pada lambung. Beberapa bentuk gastritis kronis dapat meningkatkan resiko kanker lambung, terutama jika terjadi penipisan secara terus menerus pada dinding lambung dan perubahan pada sel-sel di dinding lambung.
F.    Tanda Dan Gejala

1.    Gastritis akut sangat bervariasi , mulai dari yang sangat ringan asimtomatik sampai sangat berat yang dapat membawa kematian. Pada kasus yang sangat berat, gejala yang sangat mencolok adalah :
a.    Hematemetis dan melena yang dapat berlangsung sangat hebat sampai terjadi renjatan karena kehilangan darah.
b.    Pada sebagian besar kasus, gejalanya amat ringan bahkan asimtomatis. Keluhan – keluhan itu misalnya nyeri timbul pada uluhati, biasanya ringan dan tidak dapat ditunjuk dengan tepat lokasinya.
c.    Kadang – kadang disertai dengan mual- mual dan muntah.
d.     Perdarahan saluran cerna sering merupakan satu- satunya gejala
e.    Pada kasus yang amat ringan perdarahan bermanifestasi sebagai darah samar pada tinja dan secara fisis akan dijumpai tanda – tanda anemia defisiensi dengan etiologi yang tidak jelas.
f.     Pada pemeriksaan fisis biasanya tidak ditemukan kelainan kecuali mereka yang mengalami perdarahan yang hebat sehingga menimbulkan tanda dan gejala gangguan hemodinamik yang nyata seperti hipotensi, pucat, keringat dingin, takikardia sampai gangguan kesadaran.

2.    Gastritis kronis
a.    Bervariasi dan tidak jelas
b.    Perasaan penuh, anoreksi
c.    Distress epigastrik yang tidak nyata
d.    Cepat kenyang

G.   Pemeriksaan Penunjang

1.    Endoskopi : akan tampak erosi multi yang sebagian biasanya berdarah dan letaknya tersebar.
2.    Pemeriksaan Hispatologi : akan tampak kerusakan mukosa karena erosi tidak pernah melewati mukosa muskularis.
3.    Pemeriksaan radiology.
4.    Pemeriksaan laboratorium.
5.    Analisa gaster : untuk mengetahui tingkat sekresi HCL, sekresi HCL menurun pada klien dengan gastritis kronik.
6.    Kadar serum vitamin B12 : Nilai normalnya 200-1000 Pg/ml, kadar vitamin B12 yang rendah merupakan anemia megalostatik.
7.    Kadar hemagiobi, hematokrit, trombosit, leukosit dan albumin.
8.    Gastroscopy.Untuk mengetahui permukaan mukosa (perubahan) mengidentifikasi area perdarahan dan mengambil jaringan untuk biopsi.
9.    EGD (Esofagogastriduodenoskopi) = tes diagnostik kunci untuk perdarahan GI atas, dilakukan untuk melihat sisi perdarahan / derajat ulkus jaringan / cedera.
10. Angiografi = vaskularisasi GI dapat dilihat bila endoskopi tidak dapat disimpulkan atau tidak dapat dilakukan. Menunjukkan sirkulasi kolatera dan kemungkinan isi perdarahan.
11. Amilase serum = meningkat dengan ulkus duodenal, kadar rendah diduga gastritis (Doengoes, 1999, hal: 456).

H.   Penatalaksanaan

Penatalaksanaan gastritis secara umum adalah menghilangkan faktor utama yaitu etiologinya, diet lambung dengan porsi kecil dan sering, serta Obat-obatan. Namun secara spesifik dapat dibedakan sebagai berikut :

1.    Gastritis Akut
a.    Kurangi minum alkohol dan makan sampai gejala-gejala  menghilang; ubah menjadi diet yang tidak mengiritasi.
b.    Jika gejala-gejala menetap, mungkin diperlukan cairan IV.
c.    Jika gastritis terjadi akibat menelan asam kuat atau alkali, encerkan dan netralkan asam dengan antasida umum, misalnya aluminium hidroksida, antagonis reseptor H2, inhibitor pompa proton, antikolinergik dan sukralfat (untuk sitoprotektor).
d.    Jika gastritis terjadi akibat menelan basa kuat, gunakan sari buah jeruk yang encer atau cuka yang di encerkan.
e.    Jika korosi parah, hindari emetik dan bilas lambung karena bahaya perforasi.
f.     Antasida : Antasida merupakan obat bebas yang dapat berbentuk cairan atau tablet dan merupakan obat yang umum dipakai untuk mengatasi gastritis ringan. Antasida menetralisir asam lambung dan dapat menghilangkan rasa sakit akibat asam lambung dengan cepat.
g.    Penghambat asam : Ketika antasida sudah tidak dapat lagi mengatasi rasa sakit tersebut, dokter kemungkinan akan merekomendasikan obat seperti cimetidin, ranitidin, nizatidin atau famotidin untuk mengurangi jumlah asam lambung yang diproduksi.

2.     Gastritis Kronis
a.    Modifikasi diet, reduksi stress, dan farmakoterapi.
b.    Cytoprotective agents : Obat-obat golongan ini membantu untuk melindungi jaringan-jaringan yang melapisi lambung dan usus kecil. Yang termasuk ke dalamnya adalah sucraflate dan misoprostol. Jika meminum obat-obat AINS secara teratur (karena suatu sebab), dokter biasanya menganjurkan untuk meminum obat-obat golongan ini. Cytoprotective agents yang lainnya adalah bismuth subsalicylate yang juga menghambat aktivitas H. Pylori.
c.    Penghambat pompa proton : Cara yang lebih efektif untuk mengurangi asam lambung adalah dengan cara menutup “pompa” asam dalam sel-sel lambung penghasil asam. Penghambat pompa proton mengurangi asam dengan cara menutup kerja dari “pompa-pompa” ini. Yang termasuk obat golongan ini adalah omeprazole, lansoprazole, rabeprazole dan esomeprazole. Obat-obat golongan ini juga menghambat kerja H. pylori.
d.    H. phylory mungkin diatasi dengan antibiotik (mis; tetrasiklin atau amoxicillin) dan garam bismuth (pepto bismol) atau terapi H.Phylory. .Terapi terhadap H. Pylori. Terdapat beberapa regimen dalam mengatasi infeksi H. pylori. Yang paling sering digunakan adalah kombinasi dari antibiotik dan penghambat pompa proton. Terkadang ditambahkan pula bismuth subsalycilate. Antibiotik berfungsi untuk membunuh bakteri, penghambat pompa proton berfungsi untuk meringankan rasa sakit, mual, menyembuhkan inflamasi dan meningkatkan efektifitas antibiotik. Terapi terhadap infeksi H. pylori tidak selalu berhasil, kecepatan untuk membunuh H. pylori sangat beragam, bergantung pada regimen yang digunakan. Akan tetapi kombinasi dari tiga obat tampaknya lebih efektif daripada kombinasi dua obat. Terapi dalam jangka waktu yang lama (terapi selama 2 minggu dibandingkan dengan 10 hari) juga tampaknya meningkatkan efektifitas. Untuk memastikan H. pylori sudah hilang, dapat dilakukan pemeriksaan kembali setelah terapi dilaksanakan. Pemeriksaan pernapasan dan pemeriksaan feces adalah dua jenis pemeriksaan yang sering dipakai untuk memastikan sudah tidak adanya H. pylori. Pemeriksaan darah akan menunjukkan hasil yang positif selama beberapa bulan atau bahkan lebih walaupun pada kenyataanya bakteri tersebut sudah hilang.

BAB III
TINJAUAN KASUS
FORMAT PENGKAJIAN PADA ANAK

Unit                  :                                             No.                                                      :
Alamat             :                                             Pemeriksaan pertama                    :

A.   Identifikasi Dan Analisis.
I.              Data Subjektif
a.    Biodata
Nama                   : An.A                         Nama Ibu      : Ny.N
Jenis Kelamin    : Perempuan             Agama          : Islam
Nama Bapak       :Tn.T                           Anak ke         :  1
Alamat                 : Pb.Bramo
Pekerjaan            :          
1. Ibu              : IRT
                                    2. Bapak        : Wiraswasta
      Pendidikan                     :          
1. Ibu              : SMA
                                    2. Bapak        : SMA
b.    Keluhan Utama :
c.    Riwayat Penyakit Yang Lalu.
1.    Bronchitis                                    : Tidak ada
2.    Cacat Air                          : Tidak ada
3.    Campak                           : Tidak ada
4.    Batuk Rejan                    : Tidak ada
5.    Diare                                : Tidak ada
6.    Polio                                 : Tidak ada
7.    Tifus Abdominalis         : Tidak ada
8.    Difteri                               : Tidak ada
9.    Tetanus                           : Tidak ada
10. Hepatitis                          : Tidak ada
d.    Riwayat Ramalan :
1.    Pernah dirawat di          : Tidak pernah dirawat
2.    Penyakit              :           1. -
                                        2. -
                                        3. -
3.    Lama dirawat      : ±       -            Hari

e.    Riwayat Operasi             : Tidak pernah operasi


f.     Pernah Operasi di         : Tidak ada
Penyakit                    : Tidak ada
1. -
                                                2. -
g.    Riwayat Penyakit Keluarga.
1.    Kanker                 : Tidak ada
2.    Jantung               : Tidak ada
3.    Hipertensi            : Tidak ada
4.    Diabetes              : Tidak ada
5.    Ginjal                   : Tidak ada
6.    Jiwa                      : Tidak ada
7.    Cacat Lahir         : Tidak ada
8.    TBC                      : Tidak ada
9.    Epilepsy               : Tidak ada
10. Alergi                    : Tidak ada
h.    Susunan anggota keluarga berdasarkanur :
1.    Bapak                   :           28        Tahun
2.    Ibu                         :           25        Tahun
3.    Anak                     :           3             Tahun
4.    Anggota Lain      :           -

i.      Riwayat Kelahiran :
1.    Riwayat persalinan       : Normal         ditolong oleh : Bidan
2.    Berat waktu dilahirkan  :           2900            gram
j.      Riwayat Imunisasi :
1.    Campak               : Ada
2.    Polio                     : Ada
3.    DPT                      : Ada
4.    Tetanus               : Ada
5.    BCG                     : Ada
6.    Hepatitis B           : Ada
k.    Riwayat Sosial Budaya            :
1.    Pandangan Keluarga Terhadap Kesehatan            : Baik
2.    Kebiasaan Makan                                             : Baik
3.    Keadaan Lingkungan                                       : Baik
4.    Anak diasuh Oleh                                             : Keluarga

II.            Data objektif
a.    Pemeriksaan Fisik :
1.    Keadaan umum                         : Lemah
2.    Berat badan                                : 10      kg
3.    Tinggi badan                              : 102   cm
4.    Suhu badan                               : 37.8  0C
5.    Tensi                                            : Tidak dilakukan
6.    Denyut nadi                                : Tidak dilakukan
7.    Kulit                                              : Baik
8.    Rambut                                        : Baik,tidak ada ketombe
9.    Kepala                                         : Normal
10. Mata                                             : Normal,Tidak Pucat
11. Leher                                            : Normal
12. Hidung                                         : Normal
13. Pipi                                               : Normal
14. Telinga                                         : Normal,Simetris
15. Mulut                                            : Normal
16. Gerigi                                           : Normal,tidak ada caries
17. Leher                                            : Normal
18. Dada                                            : Normal
19. Dinding Thoratis                                    : Normal
20. Nafas                                           : 29      x/menit
21. Jantung                                       : Normal
22. Paru-paru                                                : Normal
23. Dinding Abdomen                     : Normal
24. Kandung kemih                         : Kosong
25. Tangan                                        : Normal
26. Kaki                                              : Normal
27. System persyarafan/reflex       : +
28. Tulang punggung                     : Normal
29. Uretra                                           : Tidak dilakukanpemeriksaan
30. Alat genital                                  :Tidak dilakukan pemeriksaan
b.    Pemeriksaan Laboratorium
1.    Hb                                                 :           -           g/ 100 ml
2.    Haematocryt                               :           -           %
3.    Leucocyte                                    :           -           /UIx103
4.    BSR                                              :           -
5.    Trombocyte                                 :           -           /UIx103
6.    Gol darah                                                :           -

CATATAN PENDOKUMENTASIAN SOAP

S : 
Ø  Ny N membawa anaknya A 3 tahun ke poli anak RSUD langsa pada tanggal 2 desember 2013 mengatakan anaknya mual dan muntah disertai demam sejak 6 hari yang lalu

O :
Vital sign :
            Resp                           : 28    x/ m      BB       : 10 kg
            Temp                          : 37.8  0C        TB       : 102 cm
            Keadaan umum       : Lemah

A :      
Ø  An.A 3 tahun dengan gastritis akut

a.    Dasar             : Mual muntah sejak 6 hari yang lalu
  1. Masalah         :Pemenuhan nutrisi yang kurang karena mual dan
  muntah

  1. Kebutuhan    :KIE dan Therapy


P :
  1. Perencanaan :
·        Beritahu ibu hasil pemeriksaan pada anaknya
·        Anjurkan anak untuk istirahat
·         Anjurkan anak makan sedikit demi sedikit tapi sering
·         Anjurkan anak untuk makan tepat waktu
·         Anjurkan anak untuk tidak makan makanan yang asam dan pedas
·         Kolaborasi dengan dokter spesialis anak
Terapi yang didapatkan :
Ø  Metronidazol Sy I  2 × ½ cth
Ø  Zikid Sy I 1 × ½ cth
Ø  Paracetamol Sy I 3 × ½ cth

  1. Pelaksanaan :
·        Memberitahu ibu hasil pemeriksaan pada anaknya
·        Menganjurkan anak untuk istirahat
·         Menganjurkan anak makan sedikit demi sedikit tapi sering
·         Menganjurkan anak untuk makan tepat waktu
·         Menganjurkan anak untuk tidak makan makanan yang asam dan pedas
·         Kolaborasi dengan dokter spesialis anak
Terapi yang didapatkan :
Ø  Metronidazol Sy I  2 × ½ cth
Ø  Zikid Sy I 1 × ½ cth
Ø  Paracetamol Sy I 3 × ½ cth

  1. Evaluasi :
·         Ibu sudah mengetahui keadaan anaknya
·         Ibu sudah mengerti semua yang dianjurkan untuk anaknya
·         Anak telah mendapatkan terapi dari dokter spesialis anak

BAB III
PENUTUP

A.           Kesimpulan
Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus atau local. (Patofisiologi, Sylvia A Price hal 422). Gastritis menurut jenisnya terbagi menjadi 2, yaitu gastritis akut dan gastritis kronis. Gastritis akut disebabkan oleh mencerna asam atau alkali kuat yang dapat menyebabkan mukosa menjadi gangren atau perforasi. Sedangkan gastritis kronis Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter pylory (H. Pylory).


B.          Saran
Berikut beberapa saran untuk dapatmengurangi resiko terkena gastritis:
1.    Makan secara benar. Hindari makanan yang dapat mengiritasi terutama makanan yang pedas, asam, gorengan atau berlemak. Yang sama pentingnya dengan pemilihan jenismakanan yang tepat bagi kesehatan adalah bagaimana cara memakannya. Makanlahdengan jumlah yang cukup, pada waktunya dan lakukan dengan santai.
2.    Hindari alkohol. Penggunaan alkohol dapat mengiritasi dan mengikis lapisan mukosadalam lambung dan dapat mengakibatkan peradangan dan pendarahan.
3.    Jangan merokok. Merokok mengganggu kerja lapisan pelindung lambung, membuatlambung lebih rentan terhadap gastritis dan borok. Merokok juga meningkatkan asamlambung, sehingga menunda penyembuhan lambung dan merupakan penyebab utamaterjadinya kanker lambung. Tetapi, untuk dapat berhenti merokok tidaklah mudah,terutama bagi perokok berat. Konsultasikan dengan dokter mengenai metode yang dapatmembantu untuk berhenti merokok.
4.    Lakukan olah raga secara teratur. Aerobik dapat meningkatkan kecepatan pernapasan dan jantung, juga dapat menstimulasi aktifitas otot usus sehingga membantu mengeluarkanlimbah makanan dari usus secara lebih cepat.
5.    Kendalikan stress. Stress meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke, menurunkansistem kekebalan tubuh dan dapat memicu terjadinya permasalahan kulit. Stress jugameningkatkan produksi asam lambung dan melambatkan kecepatan pencernaan. Karenastress bagi sebagian orang tidak dapat dihindari, maka kuncinya adalahmengendalikannya secara effektif dengan cara diet yang bernutrisi, istirahat yang cukup,olah raga teratur dan relaksasi yang cukup.
6.    Ganti obat penghilang nyeri. Jika dimungkinkan, hindari penggunaan AINS, obat-obatgolongan ini akan menyebabkan terjadinya peradangan dan akan membuat peradanganyang sudah ada menjadi lebih parah. Ganti dengan penghilang nyeri yang mengandungacetaminophe

DAFTAR PUSTAKA

·         Anderson, Sylvia Price. Pathofisiologi: Konsep Klinis proses-proses penyakit edisi 6 volume II. ECG. Jakarta : 2006
·         Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Vol. 2. Jakarta: EGC
·         Doengoes M.E. (2000), Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3 . EGC. Jakarta
·         Herdman, Heather.2010. Diagnosis Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
·         Http//www. Askep Gastritis _ NursingBegin.com.htm
·         Http//www. laporan-pendahuluan-asuhan-keperawatan_1505.html
·         Mansjoer, arif. Dkk.2009, kapita selekta kedokteran . Jakarta. Media aesculapius
·         Morhead, Sue. 2008. Nursing Outcomes Classification (NOC). America : Mosb

1 komentar: