BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Masa nifas adalah masa dua jam setelah
lahirnya plasenta sampai enam minggu berikutnya. Istilah yang tepat digunakan
dalam rangka pengawasan post partum anatara 2-6 jam, 2 jam-6 hari, 2 jam-6
minggu ( atau boleh juga disebut 6 jam, 6hari, 6 minggu).
Komplikasi pada masa nifas diantaranya
infeksi puerperal, perdarahan yang disebabkan karena banyaknya pembuluh darah
yang terputus dan terbuka, atonia uteri, perdarahan pada plasenta, luka
kandung kemih, emboli dan kemungkinan rupture uteri. Nifas tidak hanya masalah
fisik tetapi juga terkait dengan masalah psikososial seperti cemas, gangguan
body image dan proses penerimaann
Bidan merupakan salah satu tenaga
kesehatan yang berada di garis depan, oleh karena itu bidan dituntut untuk
lebih professional dalam melaksanakan asuhan kebidanan terutama asuhan
kebidanan dalam masa nifas ini. Asuhan kebidanan harus secara komprehensif
meliputu: promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta memenuhi
kebutuhan klien, sehingga masalah yang dialami klien dalam masa nifas dapat
teratasi tanpa menimbulkan komplikasi
Anemia merupakan masalah kesehatan yang
berperan dalam penyebab tingginya angka kematian ibu, angka kematian bayi serta
rendahnya produktivitas kerja, prestasi olahraga dan kemampuan belajar. Oleh
karena itu, penanggulangan anemia menjadi salah satu program potensial untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia, yang telah dilaksanakan pemerintah
sejak Pembangunan Jangka Panjang I (Depkes, 1996).
Pada saat ini angka kematian ibu dan
angka kematian perinatal di Indonesia masih sangat tinggi. Menurut Survey
Demografi dan Kesehatan Indonesia (1994) angka kematian ibu adalah 390 per
100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Perinatal adalah 40 per 1.000
kelahiran hidup. Jika dibandingkan dengan negara-negara lain maka angka
kematian ibu di Indonesia adalah 15 kali Angka Kematian Ibu di Malaysia, 10
kali lebih tinggi daripada Thailand, atau 5 kali lebih tinggi dari pada
Philipina (Depkes, 2002).
B.
Rumusan masalah
1. Bagaimanakah konsep
masa nifas ?
·
Apa pengertian masa nifas ?
·
Bagaimana periode masa nifas ?
·
Bagaimana perubahan fisiologis masa nifas ?
2. Bagaimanakah konsep
anemia ?
·
Apa pengertian anemia ?
·
Apa etiologi anemia ?
·
Apa patofisiologi anemia ?
·
Bagaiman gambaran klinis anemia ?
·
Apa tanda – tanda anemia ?
·
Bagaimana pencegahan anemia ?
·
Bagaimana penanganan anemia ?
3. Apa pengaruh
anemia pada ibu nifas ?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui konsep masa nifas
·
Pengertian masa nifas
·
Periode masa nifas
·
Perubahan fisiologis masa nifas
2. Untuk
mengetahui konsep anemia
·
Pengertian anemia
·
Etiologi anemia
·
Patofisiologi anemia
·
Gambaran klinis anemia
·
Tanda – tanda anemia
·
Pencegahan anemia
·
Penanganan anemia
3. Untuk
mengetahui pengaruh anemia pada ibu nifas
D.
Manfaat
·
Manfaat
Bagi Masyarakat.
Mengingatkan
kesadaran terhadap perlunya pengetahuan mengenai tanda-tanda bahaya dan usaha
penanggulangan sehingga diharapkan dapat di cegah secara dini.
·
Manfaat
Bagi Mahasiswa
Merupakan
sarana untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapat untuk mendapatkan
pengalaman nyata.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
NIFAS
1. Pengertian
·
Nifas adalah masa pulihnya
kembali dari masa
persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil
(Mochtar, 1998:115).
·
Masa nifas mulai setelah partus selesai dan berakhir
setelah kira-kira 6 minggu (Wiknjosastro, 2007: 237).
2. Periode Nifas
·
Puerperium dini
Kepulihan
dimana ibu diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dianggap bersih dan boleh
bekerja (setelah 40 hari)
·
Puerperium intermedial
Kepulihan
menyeluruh alat-alat kandungan/genital lamanya 6-8 minggu
·
Remote puerperium
Waktu yang
diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna yaiut bila selama hamil atau waktu
bersalin mempunyai komplikasi ( bias berminggu-minggu, bulanan atau tahunan)
(Mochtar, 1998: 115)
3. Perubahan Fisiologis
Masa Nifas
a. Involusi Uterus
Involusi atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke
kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram. Proses ini dimulai segera
setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot-otot polos uterus (Ambarwati,
2010).
Involusi
|
Tinggi Fundus Uteri
|
Berat uterus
|
Bayi lahir
Uri lahir
1 minggu
2 minggu
6 minggu
8 minggu
|
Setinggi pusat
2 jari bawah pusat
Pertengahan pusat-symfisis
Tidak teraba di atas symfisis
Bertambah kecil
Sebesar normal
|
1000 gr
750 gr
500 gr
350 gr
50 gr
30 gr
|
b. Lochea
Proses
keluarnya darah nifas atau lochea terdiri atas 4 tahapan, yaitu:
a) Lochea
Rubra/Merah (Kruenta)
Lochea ini muncul pada hari ke 1 sampai hari ke 4 masa postpartum.
Cairan yang keluar berwarna merah karena berisi darah segar, jaringan sisa-sisa
plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo (rambut bayi), dan mekonium.
b) Lochea
Sanguinolenta
Cairan yang keluar berwarna merah kecoklatan dan berlendir.
Berlangsung dari hari ke 4 sampai hari ke 7 postpartum.
c) Lochea
Serosa
Lochea ini berwarna kuning kecoklatan karena mengandung serum,
leukosit dan robekan/laserasi plasenta. Muncul pada hari ke 7 sampai hari ke 14
postpartum.
d) Lochea
Alba/Putih
Mengandung leukosit, sel desidua, sel
epitel, selaput lendir serviks dan serabut jaringan yang mati. Lochea alba bisa
berlangsung selama 2-6 minggu postpartum.
(Ambarwati, 2010).
c. Serviks
Serviks
mengalami involusi bersama-sama dengan uterus. Warna serviks sendiri merah
kehitam-hitaman karena pembuluh darah. Konsistensinya lunak, kadang-kadang
terdapat laserasi/perlukaan kecil. Karena robekan kecil yang terjadi selama
dilatasi, serviks tidak pernah kembali pada keadaan sebelum hamil.
d. Vulva dan Vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan
serta peregangan yang sangat besar selama proses persalinan dan akan kembali
secara bertahap dalam 6-8 minggu postpartum. Penurunan hormon estrogen pada
masa postpartum berperan dalam penipisan mukosa vagina dan hilangnya rugae.
Rugae akan terlihat kembali pada sekitar minggu ke 4 (Ambarwati, 2010).
B.
ANEMIA
1. Pengertian
·
Adalah suatu keadaan dimana seseorang ibu sehabis
melahirkan sampai dengan kira-kira 5 minggu dalam kondisi pucat, lemah dan
kurang bertenaga
(www.bidanblog.co.id).
·
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb dan atau
hitung eritrosit lebih rendah dari harga normal. Dikatakan
sebagai anemia bila Hb < 14 g/dl dan Ht < 41 % pada pria atau Hb < 12
g/dl dan Ht < 37 % pada wanita. Memungkinkan terjadinya penurunan kuantitas hemoglobin, penurunan
komponen eritrosit (Rustam, 1998 : 298).
·
Anemia
adalah suatu keadaan dimana seseorang ibu sehabis melahirkan sampai dengan
kira-kira 5 minggu dalam kondisi pucat, lemah dan kurang bertenaga (Sarwono,
2000 : 188-189).
2. Etiologi
·
Adanya perdarahan sewaktu / sehabis melahirkan.
·
Adanya anemia sejak dalam kehamilan yang disebabkan oleh
factor nutrisi dan hipervolemi.
·
Adanya gangguan pembekuan darah.
·
Kurangnya intake zat besi ke dalam tubuh
3. Patofisiologi
·
Perdarahan sehingga kekurangan banyak unsur zat besi
·
Kebutuhan zat besi meningkat, dengan adanya perdarahan,
gemeli, multiparitas, makin tuanya kehamilan
·
Absorbsi tidak normal / saluran cerna terganggu, misal
defisiensi vitamin C sehingga
absorbsi Fe terganggu.
·
Intake
kurang misalnya
kualitas menu jelek atau muntah terus.
4. Gambaran Klinis
·
Anemia ringan Hb : 8 – 10gr%
·
Anemia sedang Hb : 6 – 8 gr%
·
Anemia berat Hb : Kurang dari 6 gr%
5. Tanda – Tanda Anemia
·
Lesu,
lemah , letih, lelah, lunglai (5L).
·
Sering
mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang, dan konjungtiva pucat.
·
Gejala
lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan
menjadi pucat.
·
Nyeri
tulang, pada kasus yang lebih parah, anemia menyebabkan tachikardi, dan
pingsan.
6.
Pencegahan
Banyak jenis anemia tidak dapat dicegah. Namun, Anda
dapat membantu menghindari anemia kekurangan zat besi dan anemia kekurangan
vitamin dengan makan yang sehat, variasi makanan, termasuk:
·
Besi. Sumber terbaik zat besi adalah daging sapi dan daging
lainnya. Makanan lain yang kaya zat besi, termasuk kacang-kacangan, lentil,
sereal kaya zat besi, sayuran berdaun hijau tua, buah kering, selai kacang.
·
Folat
dapat ditemukan di jus jeruk dan buah-buahan,
pisang, sayuran berdaun hijau tua, kacang polong ,roti, sereal dan pasta.
·
Vitamin
B-12. Vitamin ini banyak
dalam daging dan produk susu.
·
Vitamin
C. Makanan yang mengandung vitamin C,
seperti jeruk, melon dan beri, membantu meningkatkan penyerapan zat besi.
Makan banyak makanan yang mengandung zat besi
sangat penting bagi orang-orang yang memiliki kebutuhan besi yang tinggi,
seperti anak-anak - besi yang diperlukan selama ledakan pertumbuhan - dan
perempuan hamil dan menstruasi.
7. Penanganan
Pada anemia ringan, bisa
diberikan sulfas ferosis 3 x 100 mg/hari dikombinasi dengan asam folat / B12 :
15 –30 mg/hari. Pemberian
vitamin C untuk membantu penyerapan. Bila anemi berat dengan Hb kurang dari 6
gr % perlu tranfusi disamping obat-obatan diatas.
C.
PENGARUH ANEMIA PADA IBU NIFAS
Pengaruh anemia pada ibu nifas adalah terjadinya subvolusi
uteri yang dapat menimbulkan perdarahan post partum, memudahkan infeksi
puerperium, pengeluaran ASI berkurang dan mudah terjadi infeksi mamae
(Prawirohardjo, 2005). Praktik ASI tidak eksklusif diperkirakan menjadi salah
satu prediktor kejadian anemia setelah melahirkan (Departemen Gizi dan
Kesehatan Masyarakat, 2008).
BAB III
TINJAUAN KASUS
FORMAT PENGKAJIAN PADA IBU NIFAS
A.
IDENTITAS
/ BIODATA
Nama : Ny. R Nama
Suami : Tn. H
U m
u r : 35 Thn U
m u r : 42 Thn
Suku/Kebangsaan : Aceh/Indo Suku/Kebangsaan : Aceh/Indo
Agama
: Islam Agama
: Islam
Pendidikan
: SD Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: IRT Pekerjaan
: Petani
Alamat
Rumah : G.Payong Alamat
Rumah : G.Payong
Telp.
: - Telp.
: -
Alamat
Kantor : - Alamat
Kantor : -
Telp. : - Telp. : -
B.
ANAMNESA
(DATA SUBJEKTIF)
1.
Alasan masuk : os datang dengan keluhan ingin melahirkan
2.
Riwayat Persalinan :
- Tempat
melahirkan : RSUD ditolong oleh :
Bidan
Ibu
- jenis
persalinan : spontan,belakang
kepala :
lain-lain
:
- komplokasi
atau kelainan dalam persalinan : tidak ada
partus lama ……………… Jam/menit
- plasenta
: spontan :
dilahirkan dengan tangan indikasi
lengkap
sisa plasenta : tidak ada
ukuran = 17 cm berat = 500 gram
kelainan
: tidak ada
- tali
pusat panjang : 50 cm
kelainan
: tidak ada
- perineum
: Utuh : ya,
Robekan tingkat : tidak ada
Episiotomi :
tidak ada
Anestesi :
tidak ada
Jahitan dengan : tidak ada
- Pendarahan
: Kala I ……40…….ml Kala II………50…………ml
Kala III………75……ml Kala IV………50………..ml
Selama
operasi : …………-………….ml
- Tindakan
lain :
Infus cairan : Rl 20 tts / i Transfusi golongan darah : -
Catatan waktu :
Kala I : 5 jam 30 menit
Kala II :
- jam 10 menit
Dipimpin meneran. Jam 10 menit
Kala III : - jam 15 menit
Ketuban pecah : 2 jam 10 menit
(spontan / amniotomi) spontan waktu PD
Bayi
Lahir :
Spontan Pukul : 05.45 Wib
BB :
3100 gr PB :
50 cm
Nilai Apgar : 8
Cacan
bawaan : tidak ada
Masa
gestasi : 36 minggu
Komplikasi
:
- K .I : tidak ada
K. II : tidak ada
Air
ketuban banyaknya : 500 cc
Keadaan
: jernih
3.
Riwayat Post Partum
1. Keadaan
Umum : Baik
2. Keadaan
emosional : Stabil
3. Tanda
vital : Denyut nadi :
80 x/m
TD :
120/90
RR : 24 x/m
Suhu : 36.5oC
4. Payudara
Pengeluran
: Sudah keluar ASI
Bentuk : Simetris
Puting susu : Menonjol
5. Uterus
Tinggi fundus uteri : 2 jari dibawah pusat Kontraksi uterus : baik
Konsistensi Uterus : keras Posisi Uterus :
normal
6. Pengeluaran
lokea warna : Merah Jumlah : ± 150 cc
Bau : Khas Konsitensi : kental
7. Perineum
: Utuh
8. Kandung
kemih : Kosong
9. Ekstremitas
: Oedema : Tidak ada refleks : ( + ) kemerahan : …….
C.
UJI
DIAGNOSTIK
Pemeriksaan laboratorium (* jika ada indikasi
albumin) :
* Keton : …………………-…………………………………………....
haemoglobin : ………7.6 g %…………………golongan darah : ……O…..…
PENDOKUMENTASIAN SOAP
S :
Ny R berusia 35 tahun mengatakan ini hari pertama masa nifas , ibu merasa
lemas
dan pusing
O :
TD : 120 / 90 mmHg
Pols :
80 x / i
RR :
24 x / i
Temp :
36 .5 ° C
TFU :
2 jari dibawah pusat
Lochea :
Rubra
HB :
7.6 gr %
A
:
Diagnosa : Ny.R berusia 35 tahun post partum hari ke 1 G8 P6 A1 dengan anemia
Dasar :
HB 7.6 gr %
Masalah Potensial : Perdarahan dan
infeksi nifas
Kebutuhan :
·
Nutrisi
·
Personal hygiene
·
Istirahat
P :
Perencanaan :
·
Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan
yang mengandung zat besi dan asam folat seperti daging sapi ,kacang-kacangan,sereal kaya zat besi, sayuran berdaun hijau tua, buah
kering, selai kacang
·
Kolaborasi dengan dokter obgyn untuk
penanganan anemia
o
Terapi yang didapatkan :
§
amoxicilin 2 x 1
§
as.mef
3 x 1
§ sf 1 x 1
·
menganjurkan ibu untuk tranfusi darah
·
Menganjurkan ibu istirahat yang cukup
·
Mengobservasi keadaan umum ibu
·
Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu
·
Menganjurkan ibu untuk mengganti duk minimal
3 x sehari
Pelaksanaan :
·
Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan
yang mengandung zat besi dan asam folat seperti daging sapi ,kacang-kacangan,sereal kaya zat besi, sayuran berdaun hijau tua, buah
kering, selai kacang
·
Kolaborasi dengan dokter obgyn untuk
penanganan anemia
o
Terapi yang didapatkan :
§
amoxicilin 2 x 1
§
as.mef
3 x 1
§ sf 1 x 1
·
Menganjurkan ibu istirahat yang cukup
·
Mengobservasi keadaan umum ibu
·
Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu
·
Menganjurkan ibu untuk mengganti duk minimal
3 x sehari
E :
·
Ibu sudah mendapatkan terapi
·
Ibu tidak mau ditranfusi
·
Ibu sudah mendapatkan istirahat yang cukup
·
Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan
dirinya
·
Ibu sudah mau untuk mengganti duk 3 x sehari
BAB
IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
·
Nifas adalah masa pulihnya
kembali dari masa
persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil
(Mochtar, 1998:115).
·
Periode Nifas :
o
Puerperium dini
o
Puerperium intermedial
o
Remote puerperium
·
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb dan atau
hitung eritrosit lebih rendah dari harga normal. Dikatakan
sebagai anemia bila Hb < 14 g/dl dan Ht < 41 % pada pria atau Hb < 12
g/dl dan Ht < 37 % pada wanita. Memungkinkan terjadinya penurunan kuantitas hemoglobin, penurunan
komponen eritrosit (Rustam, 1998 : 298).
·
Pengaruh
anemia pada ibu nifas adalah terjadinya subvolusi uteri yang dapat menimbulkan
perdarahan post partum, memudahkan infeksi puerperium, pengeluaran ASI
berkurang dan mudah terjadi infeksi mamae (Prawirohardjo, 2005). Praktik ASI
tidak eksklusif diperkirakan menjadi salah satu prediktor kejadian anemia
setelah melahirkan (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2008).
B. Saran
Setelah penulis menyimpulkan hasil
kegiatan ini, maka ada beberapa hal yang ingin penulis sampaikan, yaitu saran
yang mudah-mudahan dapat bermanfaat dalam usaha peningakatan mutu pelayanan
kesehatan, adapun saran terasebut sebagai berikut :
1. Perawatan yang dilakukan dengan
baik, cermat dan teliti agar lebih ditingkatkan.
2. Apabila di daerah menemukan kasus
dengan gejala anemia hendaknya diperiksa ke petugas kesehatan atau tempat
pelayanan kesehatan.
3. Dalam melakukan perawatan anemia hendaknya
dengan hati-hati, cermat dan teliti maka akan mempercepat proses penyembuhan.
DAFTAR PUSTAKA
·
Doenges, E.M.
2001. Rencana
Perawatan Maternal/Bayi. EGC, Jakarta.
·
Mochtar, Rustam.
1998.
Sinopsis Obstetri. EGC, Jakarta.
·
Prawirohardjo, Sarwono.
1999. Ilmu
Kebidanan. YBP-SP, Jakarta.
·
Saifudin, A.B.
2002. Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. YBP-SP, Jakarta.
·
Sastrawinata, Sulaiman.
1984. Obtetri
Patologi. Cleman, Jakarta.
·
Prawirohardjo, Sarwono.
2000. Ilmu
Kebidanan. YBP-SP, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar