Manajemen
Asuhan Kebidanan Pada Ny.N Dengan Post Partum Normal Hari Ke – 1 Di Ruang Nifas
RSUD Langsa
Nama : Husna Clara
NIM : PO 0324211017
Dosen
pembimbing :Dewita, SST
CI
pembimbing : Arwita Arif, AM.Keb
Prodi Kebidanan Kota
Langsa
Poltekkes Kemenkes Aceh
TA 2013 / 2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan atas
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul
“ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. N DENGAN POST PARTUM NORMAL HARI Ke-1 DI RUANG NIFAS
RSUD LANGSA” dengan tepat waktu.
Makalah ini diharapkan dapat
memenuhi tugas di RSUD Langsa, yang diberikan oleh CI dan Pembimbing.
Terimakasih saya ucapkan kepada CI dan Pembimbing yang telah membimbing saya
dalam membuat makalah ini.
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik
dan saran sangat saya harapkan dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Demikianlah makalah ini saya buat untuk memenuhi kebutuhan akan pengetahuan
kita semua. Semoga bermanfaat.
Terimakasih.
November
2013
Penulis
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan............................................................................................. i
Kata Pengantar....................................................................................................... ii
Daftar Isi................................................................................................................... iii
1. BAB I..................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan.................................................................................. 2
D. Manfaat.................................................................................................... 3
2. BAB II.................................................................................................................... 4
A. Pengertian............................................................................................... 4
B. Tujuan...................................................................................................... 4
C. Periode Nifas.......................................................................................... 5
D. Perubahan Fisiologis Masa Nifas....................................................... 5
E.Faktor – Factor Yang Mempengaruhi Involusi.................................. 8
F. Waktu Kunjungan Nifas....................................................................... 9
G. Kebutuhan Dasar Masa Nifas............................................................. 10
3. BAB III................................................................................................................... 13
Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Nifas............................................. 13
4. BAB IV.................................................................................................................. 19
A. Kesimpulan............................................................................................. 19
B. Saran........................................................................................................ 19
Daftar Pustaka........................................................................................................... 20
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masa nifas adalah masa pulih kembali,
mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra
hamil. Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
nerlangsung selama kira-kira emam minggu. Wanita yang melalui periode
puerperium disebut puerpura. Puerperium (nifas) berlangsung selama enam minggu
/ 42 hari, merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada
keadaan yang normal (Ambarwati, dkk, 2009).
Diperkirakan bahwa 60%
kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian masa
nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Dengan demikian asuhan pada masa nifas
diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis baik ibu maupun
bayinya (Saefudin,2001).
Angka kematian ibu di
Indonesia masih sangat tinggi, menurut survey Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) 2002/2003 pada angka 307/100.000 kelahiran hidup atau setiap 2 jam
terdapat 2 orang ibu bersalin yang meninggal dunia karena berbagai sebab.
Penyebab kematian di Indonesia adalah trias klasik yaitu perdarahan (40-90%),
eklampsi (20-30%), dan infeksi (20-30%) (Saefudin,2000).
Tingginya angka kematian ibu tidak dapat dipisahkan dari profil
wanita Indonesia dan peran serta seorang tenaga kesehatan yang khususnya bidan.
Bidan adalah seorang petugas kesehatan yang terlatih
secara formal ataupun tidak, dan bukan seorang dokter, yang membantu kelahiran bayi serta
memberi perawatan maternal terkait (Soepardan cit Churchil, 2004).
Peranan bidan dalam memberikan asuhan masa nifas
adalah memberikan asuhan yang konsisten, ramah dan memberikan dukungan pada
setiap ibu dalam proses penyembuhannya dari stress fisik akibat persalinan dan
meningkatkan kepercayaan diri ibu dalam merawat bayinya. Dalam proses
penyesuaian ini, dituntut kontribusi bidan dalam melaksanakan kompetensi,
ketrampilan dan sensitivitas terhadap kebutuhan dan harapan setiap ibu dan
keluarga. Bidan harus dapat merencanakan asuhan yang dapat diberikan pada ibu
sesuai dengan kebutuhan ibu tersebut (Ambarwati,
dkk, 2009).
Pada periode ini bidan
dituntut untuk dapat memberikan asuhan kebidanan terhadap perubahan fisik dan
psikologis ibu, dimana asuhan fisik lebih mudah diberikan karena dapat dilihat
dan dinilai secara langsung, apabila terjadi ketidaknormalan bidan langsung
dapat mendeteksi dan memberikan intervensi, sedangkan pemberian asuhan terhadap
emosi dan psikologi ibu membutuhkan ketelitian dan kesabaran yang lebih dari
bidan. Untuk mencapai hasil yang optimal membutuhkan kerjasama yang baik antara
bidan dan keluarga (BR. Sweet, 1997).
Salah satu tujuan dari SDKI
adalah mewujudkan persalinan yang sehat dan aman.Salah satu upayanya adalah
dengan melakukan pemantauan dalam 24 jam pertama pada ibu post partum, oleh
karena itu penulis mengambil kasus yang berjudul Asuhan Kebidananan Pada Ibu
Nifas Ny. N umur
20
tahun P1 Ao dalam masa nifas hari ke-1.
B.
Rumusan
Masalah
·
Apa pengertian masa nifas ?
·
Apa tujuan dari asuhan pada masa nifas ?
·
Apa saja periode dari masa nifas ?
·
Bagaimana perubahan fisiologi masa nifas ?
·
Apa saja factor – factor yang mempengaruhi
involusi ?
·
Kapan saja waktu kunjungan ibu nifas ?
·
Apa
saja kebutuhan dasar pada masa nifas ?
C.
Tujuan
Penulisan
·
Untuk mengetahui pengertian masa nifas
·
Untuk mengetahui tujuan dari asuhan pada masa nifas
·
Untuk mengetahui periode dari masa nifas
·
Untuk mengetahui bagaimana perubahan fisiologi masa nifas
·
Untuk mengetahui factor – factor yang
mempengaruhi involusi
·
Untuk mengetahui kapan saja waktu kunjungan
ibu nifas
·
Untuk mengetahui kebutuhan dasar pada masa
nifas
D.
Manfaat
·
Manfaat
Bagi Masyarakat.
Mengingatkan
kesadaran terhadap perlunya pengetahuan mengenai tanda-tanda bahaya dan usaha
penanggulangan sehingga diharapkan dapat di cegah secara dini.
·
Manfaat
Bagi Mahasiswa
Merupakan
sarana untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapat untuk mendapatkan
pengalaman nyata.
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Pengertian Masa Nifas
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih
kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali ke
keadaan seperti pra hamil, lama nifas yaitu 6-8 minggu.(Rustam, 1998). Masa
nifas ( puerperium) dimulai setelah kelahiran placenta dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
berlangsung kira-kira selama 6 minggu (Saifudin,2001).
Menurur Sarwono, (2006) masa nifas
(puerperium) dimulai setelah placenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama
kira-kira 6 minggu, yang disertai perubahan fisik antara lain :
1.
Involusio
uterus dan bagian-bagian lain dari traktus genitaia
2.
Pengeluaran ASI
3. Perubahan fisiologis dan sistem lain di dalam
tubuh
B. Tujuan
Asuhan Masa Nifas
- Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis
- Melaksanakan skrinning secara komperehensif, deteksi dini, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
- Memberikan pendidikan kesehatan pada ibu berkaitan denagn gizi, menyusui, pemberian imunisasi pada bayinya, perawatan bayi sehat dan KB.
- Memberikan pelayanan KB.
C. Periode
Masa Nifas
Menurut Rustam,
(1998) masa nifas dibagi dalam 3 periode,yaitu :
1. Puerpurium dini
yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan jalan-jalan.
2. Puerpurium
intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8
minggu.
3. Puerperium
remote ( remote puerperium) adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu minggu.
D.
Perubahan Fisiologi Masa Nifas
1.
Involusi Uterus
Involusi atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke
kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram. Proses ini dimulai segera
setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot-otot polos uterus (Ambarwati,
2010).
Involusi
|
Tinggi Fundus Uteri
|
Berat uterus
|
Bayi lahir
Uri lahir
1 minggu
2 minggu
6 minggu
8 minggu
|
Setinggi pusat
2 jari bawah pusat
Pertengahan pusat-symfisis
Tidak teraba di atas symfisis
Bertambah kecil
Sebesar normal
|
1000 gr
750 gr
500 gr
350 gr
50 gr
30 gr
|
2.
Lochea
Proses
keluarnya darah nifas atau lochea terdiri atas 4 tahapan, yaitu:
·
Lochea Rubra/Merah
(Kruenta)
Lochea ini muncul pada hari ke 1 sampai hari ke
4 masa postpartum. Cairan yang keluar berwarna merah karena berisi darah segar,
jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo (rambut bayi),
dan mekonium.
·
Lochea Sanguinolenta
Cairan yang keluar berwarna merah kecoklatan dan
berlendir. Berlangsung dari hari ke 4 sampai hari ke 7 postpartum.
·
Lochea Serosa
Lochea ini berwarna kuning kecoklatan karena
mengandung serum, leukosit dan robekan/laserasi plasenta. Muncul pada hari ke 7
sampai hari ke 14 postpartum.
·
Lochea Alba/Putih
Mengandung leukosit, sel desidua, sel
epitel, selaput lendir serviks dan serabut jaringan yang mati. Lochea alba bisa
berlangsung selama 2-6 minggu postpartum.
(Ambarwati, 2010).
3.
Serviks
Serviks
mengalami involusi bersama-sama dengan uterus. Warna serviks sendiri merah
kehitam-hitaman karena pembuluh darah. Konsistensinya lunak, kadang-kadang
terdapat laserasi/perlukaan kecil. Karena robekan kecil yang terjadi selama
dilatasi, serviks tidak pernah kembali pada keadaan sebelum hamil.
4.
Vulva dan Vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan
serta peregangan yang sangat besar selama proses persalinan dan akan kembali
secara bertahap dalam 6-8 minggu postpartum. Penurunan hormon estrogen pada
masa postpartum berperan dalam penipisan mukosa vagina dan hilangnya rugae.
Rugae akan terlihat kembali pada sekitar minggu ke 4 (Ambarwati, 2010).
5.
Perubahan
Tanda-Tanda Vital
a. Suhu badan.
Satu hari (24jam) postprtum suhu badan akan naik sedikit
(37,5°C - 38°C) sebagai akibat kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan
dan kelelahan, sehingga dapat berefek dehidrasi. Apabila keadaan normal suhu
badan menjadi biasa. Biasanya pada hari ketiga suhu badan naik lagi karena
adanya pembentukan ASI, buah dada menjadi bengkak, berwarna merah karena
banyaknya ASI. Bila suhu tidak turun kemungkinan adanya infeksi pada endometrium,
mastitis, tractus genitalis atau sistem lain.
b. Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali permenit.
Sehabis melahirkan yaitu pada jam pertama post partum biasanya denyut nadi itu
akan lebih cepat atau meningkat
c. Tekanan darah
Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan rendah
setelah ibu melahirkan karena ada perdarahan. Tekanan darah tinggi pada
postpartum dapat menandakan terjadinya preeklampsi postpartum. Tekanan darah 48
jam pertama, hypotensi ortostastik (pusing seakan ingin pingsan segera setelah
berdiri).
d. Respirasi
Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu
dan denyut nadi. Bila suhu nadi tidak normal, pernafasan juga akan
mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan khusus pada saluran pernafasan (Ambarwati,
Eny Retna, dkk, 2009).
E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Involusi
a.
Mobilisasi
dini
Aktivitas otot-otot ialah kontraksi dan retraksi dari
otot-otot setelah anak lahir, yang diperlukan untuk menjepit pembuluh darah
yang pecah karena adanya pelepasan plasenta dan berguna untuk mengeluarkan isi
uterus yang tidak diperlukan, dengan adanya kontraksi dan retraksi yang terus
menerus ini menyebabkan terganggunya peredaran darah dalam uterus yang mengakibatkan
jaringan otot kekurangan zat-zat yang diperlukan, sehingga ukuran jaringan
otot-otot tersebut menjadi kecil.
b.
Status gizi
Status gizi adalah tingkat kecukupan gizi seseorang
yang sesuai dengan jenis kelamin dan usia. Status gizi yang kurang pada ibu
post partum maka pertahanan pada dasar ligamentum latum yang terdiri dari
kelompok infiltrasi sel-sel bulat yang disamping mengadakan pertahanan terhadap
penyembuhan kuman bermanfaat pula untuk menghilangkan jaringan nefrotik, pada
ibu post partum dengan status gizi yang baik akan mampu menghindari serangan
kuman sehingga tidak terjadi infeksi dalam masa nifas dan mempercepat proses
involusi uterus
c.
Menyusui
Pada proses menyusui ada reflek let down dari isapan
bayi merangsang hipofise posterior mengeluarkan hormon oxytosin yang oleh darah hormon ini diangkat menuju uterus dan
membantu uterus berkontraksi sehingga proses involusi uterus terjadi.
d.
Usia
Pada ibu yang usianya lebih tua banyak dipengaruhi
oleh proses penuaan, dimana proses penuaan terjadi peningkatan jumlah lemak.
Penurunan elastisitas otot dan penurunan penyerapan lemak, protein, serta
karbohidrat. Bila proses ini dihubungkan dengan penurunan protein pada proses
penuaan, maka hal ini akan menghambat involusi uterus.
e.
Parietas
1.
Parietas mempengaruhi involusi uterus, otot-otot yang terlalu sering tereggang memerlukan
waktu yang lama. (Sarwono, 2002)
2.
Pengukuran involusi
uterus
3.
Pengukuran involusi
dapat dilakukan dengan mengukur tinggi fundus uteri, kontraksi uterus dan juga
dengan pengeluaran lokia. (Manuaba,
1998)
4.
Involusi
uterus melibatkan reorganisasi dan
penanggalan desidua dan pengelupasan kulit pada situs plasenta sebagai tanda
penurunan ukuran dan berat, perubahan lokasi uterus, warna dan jumlah lochea. (Varney, 2004: 594)
F. Waktu Kunjungan Ibu Nifas
1.
6-8 jam setelah
persalinan.
a. Mencegah
perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
b. Mendeteksi dan
merawat penyebab lain perdarahan.
c. Memberi
konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah
perdarahan masa nifas karena atonia uteri
d. Pemberian ASI
awal.
e. Melakukan
hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
f. Menjaga bayi tetap
sehat dengan cara mencegah hipotermia. Jika petugas kesehatan menolong
persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama
setelah kelahiran, atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil.
2.
6 hari setelah
persalinan
a. Memastikan
involusi uterus berjalan normal: uterus berkontraksi, fundus di bawah
umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
b. Menilai adanya
tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal.
c. Memastikan ibu
mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat.
d. Memastikan ibu
menyusui dengan baik dan memperlihatkan tanda-tanda penyulit.
e. Memberikan
konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat,menjaga bayi tetap
hangat dan merawat bayi sehari-hari.
3.
2 minggu
setelah persalinan.
Sama seperti 6 hari setelah persalinan.
4. 6
minggu setelah persalinan.
a. Menanyakan pada
ibu tentang penyulit-penyulit yang ia alami atau bayi alami.
b. Memberikan konseling untuk KB secara dini
G.
Kebutuhan Dasar Masa Nifas
a. Mobilisasi
Dini (Early Mobilisation)
Karena sehabis melahirkan ibu merasa
lelah, ibu harus beristirahat, boleh miring kanan – miring kiri untuk mencega
terjadinya trombosis dan tramboemboli, biasanya pada 2 jam post partum ibu
sudah bisa turun dari tempat tidur dan beraktifitas seperti biasa. Mobilisasi
dini mempunyai beberapa keuntungan :
·
Melancarkan
pengeluaran lochea, mengurangi infeksi puerperium
·
Mempercepat
involusi alat kandungan
·
Melancarkan fungsi alat gastro
intestinal dan alat perkemihan
·
Meningkatkan
kelancaran peredaran darah, sehingga mempercepat pada pengeluaran bias
metabolisme dan fungsi ASI
b. Kebersihan
Pada ibu post partum daya tahan
kesehatan turun akibat kehamilan dan persalinan untuk memenuhi kebutuhan
kebersihan yang dimaksud diataranya adalah :
·
Kebersihan
dan perawatan vulva
·
Kebersihan
buah dada / mamae
·
Kebersihan
pakaian terutama pakian dalam
c. Makanan
dan minuman (diet)
Masalah diet perlu mendapat
perhatian pada kala nifas untuk dapat meningkatkan kesehatan dan dalam produksi
ASI, bagi ibu post partum kebutuhan makanan 3 x kebutuhan gizi sewaktu
tidak hampir dan makanan harus bermutu, bergizi dan sayur-sayuran dan
buah-buahan. Dan tidak ada batasan cairan yang masuk jadi harus bayak minum.
d. Miksi
dan defekasi
·
Hendaknya
BAK dilakukan sendiri secepatnya, kadang-kadang wanita post partum mengalami
sulit BAK karena persalinan Spinkter juga karena adanya odem kantung kemih.
Bila kantung kemih penuh dan ibu sulit BAK sebaiknya dilakukan katerisasi.
·
BAB
harus dilakukan keras dapat diberikan obat laksah peroral / perektal jika masih
belum bisa dilakukan kiisma.
e. Perawatan
Payudara
Pemberian ASI jangan pilih kasih,
hanya pada satu sisi, kedua payudara harus dikosongkan saat memberikan ASI
sehingga kelancaran pembentukan ASI berjalan dengan baik. Stagnasi ASI dapat
menimbulkan bahaya infeksi sampai abses, yang memerlukan tindakan, putting susu
perlu diperhatikan dan dibersikan sebelum memberikan ASI, luka lecet pada
putting susu dihindari sehingga mengurangai bahaya infeksi .
f. Perawatan
Vulva
Tiap masa nifas perlu dilaksanakan
perawatan vulva yang merupakan perhatian khusus dengan memperhatikan
teknik aseptik bertujuan untuk mencega infeksi
g. Senam Nifas
Senam nifas sangat dilaksanakan oleh
ibu-ibu sehabis melahirkan normal tampa ada kelainan. Ketika kekuatan klien
sudah kembali, setelah periode penyesuaian terhadap kelahiran bayi, klien dapat
memulai latihan penanganan otot abdomen, selain itu untuk mengurangi rasa sakit
pada otot, memperbaiki sirkulasi darah, sehingga tidak menjadi embosi /
trombosis, mengencangkan otot perineum, melancarkan pengeluaran lochea dan
mempercepat invosi.
Melaksanakan senam nifas melalui
beberapa tahapan dari yang paling ringan perlahan-lahan hingga pada gerakan
yang agak berat.
h. Keluarga Berencana
Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya
2 tahun sebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan harus menentukan sendiri
kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan tentang keluarganya. Namun,
petugas kesehatan dapat membantu merencanakan keluarganya dengan mengajarkan
kepada mereka cara mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.Biasanya wanita
tidak menghasilkan telur (ovulasi) sebelum ia mendapatkan lagi haidnya selama
menyusui. Oleh karena itu, metode amenore laktasi dapat dipakai sebelum haid
pertamakembali untukmencegah terjadinya kehamilan baru. Resiko cara ini adalah
2 % kehamilan.Meskipun beberapa metode KB mengandung resiko, menggunakan
kontrasepsi tetap lebih aman, terutama apabila ibu telah haid lagi.
BAB III
TINJAUAN KASUS
MANAJEMEN
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN PERSALINAN NORMAL
A.
IDENTITAS
/ BIODATA
Nama : Ny. N Nama
Suami : Tn. M
U m
u r : 20 Thn U
m u r : 26 Thn
Suku/Kebangsaan :
Jawa/Indo Suku/Kebangsaan :
Jawa/Indo
Agama
: Islam Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: IRT Pekerjaan
: Karyawan
Alamat
Rumah : Mtg.Selimeng Alamat
Rumah : Mtg.selimeng
Telp.
: - Telp.
:
Alamat
Kantor : - Alamat
Kantor :
Telp.
: - Telp. :
B.
ANAMNESA
(DATA SUBJEKTIF)
1.
Alasan masuk : os datang dengan keluhan ingin melahirkan, perut mules dan terasa nyeri yang
menjalar sampai kepinggang.
2.
Riwayat Persalinan :
- Tempat
melahirkan : RSUD Langsa ditolong oleh :
Bidan
Ibu
- jenis
persalinan : spontan,belakang
kepala :
lain-lain
:
- komplokasi
atau kelainan dalam persalinan : tidak ada
partus lama ……-……… Jam/menit
- plasenta
: spontan :
dilahirkan dengan tangan indikasi
lengkap
sisa plasenta : tidak ada
ukuran = 17 cm berat = 500 gram
kelainan
: tidak ada
- tali
pusat panjang : 50 cm
kelainan
: tidak ada
- perineum
: Utuh : tidak,
Robekan tingkat : 2
Episiotomi :
tidak ada
Anestesi :
tidak ada
Jahitan dengan : tidak ada
- Pendarahan
: Kala I ……40…….ml Kala II………50…………ml
Kala III………75……ml Kala IV………50………..ml
Selama
operasi : …………-………….ml
- Tindakan
lain :
Infus cairan : Rl 20 tts / i Transfusi golongan darah : -
Catatan waktu :
Kala I : 7 jam 10 menit
Kala II :
- jam 20 menit
Dipimpin meneran. Jam 10 menit
Kala III : - jam 15 menit
Ketuban pecah : 2 jam 0 menit
(spontan / amniotomi) spontan waktu PD
Bayi
Lahir : Spontan Pukul
: 05.00 Wib
BB : 3300 gr PB :
50 cm
Nilai Apgar : 8
Cacan
bawaan : tidak
ada
Masa
gestasi : 36 minggu
Komplikasi
:
- K .I : tidak ada
K. II : tidak ada
Air
ketuban banyaknya : 500 cc
Keadaan
: jernih
3.
Riwayat Post Partum
1. Keadaan
Umum : Baik
2. Keadaan
emosional : Stabil
3. Tanda
vital : Denyut nadi :
80 x/m
TD :
120/80
RR : 24 x/m
Suhu : 36.5oC
4. Payudara
Pengeluran
: Sudah keluar ASI
Bentuk : Simetris
Puting susu : Menonjol
5. Uterus
Tinggi fundus uteri : 2 jari dibawah pusat Kontraksi uterus : baik
Konsistensi Uterus : keras Posisi Uterus :
normal
6. Pengeluaran
lokea warna : Merah Jumlah : ± 150 cc
Bau : Khas Konsitensi : kental
7. Perineum
: robek
8. Kandung
kemih : Kosong
9. Ekstremitas
: Oedema : Tidak ada refleks : ( + ) kemerahan : -
C.
UJI
DIAGNOSTIK
Pemeriksaan laboratorium (* jika ada indikasi
albumin) :
* Keton : …………………-…………………………………………....
haemoglobin : ………10 g %…………………golongan darah : ……O…..…
Pendokumentasian
SOAP
S : Ibu merasa senang tetapi lelah, pendarahan berkurang, ibu sudah
BAB makan dan minum secara baik, ASI diberikan setiap 2-3 jam, ibu merasa kesulitan
menyusui bayinya karena tidak mengetahui posisi menyusui yang benar.
O : TD : 110/90 mmHg
P : 81 x/m
R : 20 x/m
T : 36,5oC
Payudara membesar dan hitam dibagian
puting,
Abdomen TF 2 jari dibawah pusat,
kontraksi baik, tidak ada nyeri kaki : tidak ada oedem tidak nyeri betis,
perenium robek CH5 ZH2, lokhea rubra.
A : Diagnosa :Ny.N umur 20 tahun post partum hari ke-1
: Dasar Tanggal persalinan 26-11-2013
: Lokhea lubra
TFU 2 jari dibawah pusat
: Masalah :Nyeri pada bagian perenium dan kesulitan menyusui
Bayinya.
:kebutuhan :KIE
P : Perencanaan
·
Beritahu ibu hasil pemeriksaan pada dirinya
·
Beritahu ibu tanda-tanda bahaya pada ibu dan
bayi
·
Anjurkan ibu untuk menjaga kehangatan bayinya
·
Jelaskan pada ibu tentang ASI eklusif serta
posisi menyusui yang benar dan ajarkan ibu untuk merawat payudara.
·
Anjarkan ibu tentang perawatan perineum serta
perawatan tali pusat pada bayi baru lahir
·
Beritahu ibu tentang lokhea
·
Anjurkan ibu untuk makan 2x lebih banyak pada
saat menyusui dan mengkonsumsi makanan yang bergizi selama menyusui
·
Anjurkan ibu untuk istirahat yang teratur
·
Beritahu ibu tentang imunisasi dan anjurkan
ibu untuk memberikan imunisasi pada bayinya secara tepat sesuai jadwalnya.
·
Anjurkan ibu untuk menggunakan alat
kontrasepsi sesuai dengan pilihannya
·
Kolaborasi dengan dokter obgyn
Terapi yang didapatkan :
Ø
amoxicilin 2
x 1
Ø
as.mefenamat 3 x 1
Ø sf 1
x 1
Pelaksanaan
·
Memberitahukan pada ibu hasil pemeriksaan
yang dilakukan pada ibu
·
Memberitahukan ibu tanda-tanda bahaya yang
mungkin terjadi seperti Pada ibu seperti demam yang tinggi,sakit kepala yang
hebat dan tanda bahaya pada bayi seperti kejang,demam dll.
·
Menganjurkan ibu untuk menjaga kehangatan
bayinya dengan cara menyelimuti bayinya dan jangan pernah membiarkan bayinya
dalam keadaan terbuka tanpa selimut.
·
Menjelaskan ibu tentang pemberian ASI eklusif
dan jangan memberikan makanan lain selain ASI saat usia 0-6 bulan dan
mengajarkan ibu posisi yang benar saat menyusui dan mengajarkan ibu tentang
perawatan payudara yang benar.
·
Mengajarkan ibu tentang perawatan perenium
dan perawatan tali pusat bayi.
·
Memberitahu ibu tentang lokhea dan bahwasanya
darah yang keluar selama masa nifas adalah lokhea.
·
Menganjurkan ibu untuk makan 2x lebih banyak
pada saat menyusui dan mengkonsumsi makanan yang bergizi selama menyusui
·
Menganjurkan ibu untuk istirahat yang teratur
selama masa nifas
·
Meberitahukan ibu tentang imunisasi dan
menganjurkan ibu untuk memberikan imunisasi pada bayinya secara tepat sesuai
jadwalnya.
·
Menganjurkan ibu untuk menggunakan alat
kontrasepsi sesuai dengan pilihannya
·
Kolaborasi dengan dokter obgyn
Terapi yang didapatkan :
Ø
Amoxicillin
2 x 1
Ø
As.mefenamat 3 x 1
Ø Sf 1 x 1
Evaluasi
·
Ibu tahu tentang tanda bahaya masa nifas
·
Ibu sudah mengerti tentang ASI eklusif dan
posisi menyusui yang benar
·
Ibu sudah mengerti tentang merawat diri dan
bayinya
·
Keadaan umum ibu baik,kesadaran stabil.
·
Ibu sudah mendapatkan therapy dari dokter obgyn
BAB
IV
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
·
Nifas adalah masa pulihnya
kembali dari masa
persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil
(Mochtar, 1998:115).
·
Periode Nifas :
o
Puerperium dini
o
Puerperium intermedial
o
Remote puerperium
B.
Saran
Setelah penulis
menyimpulkan hasil kegiatan ini, maka ada beberapa hal yang ingin penulis
sampaikan, yaitu saran yang mudah-mudahan dapat bermanfaat dalam usaha
peningakatan mutu pelayanan kesehatan, adapun saran terasebut sebagai berikut :
1. Perawatan yang diberikan agar lebih
ditingkatkan..
2. Dalam memberikan perawatan pada ibu
post partum setidaknya dilakukan kunjungan nifas 4 x.
DAFTAR PUSTAKA
·
Doenges, E.M.
2001. Rencana
Perawatan Maternal/Bayi. EGC, Jakarta.
·
Mochtar, Rustam.
1998.
Sinopsis Obstetri. EGC, Jakarta.
·
Prawirohardjo, Sarwono.
1999. Ilmu
Kebidanan. YBP-SP, Jakarta.
·
Saifudin, A.B.
2002. Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. YBP-SP, Jakarta.
·
Sastrawinata, Sulaiman.
1984. Obtetri
Patologi. Cleman, Jakarta.
·
Prawirohardjo, Sarwono.
2000. Ilmu
Kebidanan. YBP-SP, Jakarta.