Senin, 09 Desember 2013

Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny.N Dengan Post Partum Normal Hari Ke – 1 Di Ruang Nifas RSUD Langsa


Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny.N Dengan Post Partum Normal Hari Ke – 1 Di Ruang Nifas RSUD Langsa


           Nama                       : Husna Clara
                NIM                        : PO 0324211017
                Dosen pembimbing   :Dewita, SST
                CI pembimbing         : Arwita Arif, AM.Keb


Prodi Kebidanan Kota Langsa
Poltekkes Kemenkes Aceh
TA 2013 / 2014


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan  makalah yang berjudul “ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. N DENGAN POST PARTUM NORMAL HARI Ke-1 DI RUANG NIFAS RSUD LANGSA” dengan tepat waktu.
Makalah ini diharapkan dapat memenuhi tugas di RSUD Langsa, yang diberikan oleh CI dan Pembimbing. Terimakasih saya ucapkan kepada CI dan Pembimbing yang telah membimbing saya dalam membuat makalah ini.
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran sangat saya harapkan dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Demikianlah makalah ini saya buat untuk memenuhi kebutuhan akan pengetahuan kita semua. Semoga bermanfaat.
Terimakasih.




                                                                                                 November 2013


                                                                                                         Penulis


DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan............................................................................................. i
Kata Pengantar....................................................................................................... ii
Daftar Isi................................................................................................................... iii

1. BAB I..................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan.................................................................................. 2
D. Manfaat.................................................................................................... 3

2. BAB II.................................................................................................................... 4
A. Pengertian............................................................................................... 4
B. Tujuan...................................................................................................... 4
C. Periode Nifas.......................................................................................... 5
D. Perubahan Fisiologis Masa Nifas....................................................... 5
E.Faktor – Factor Yang Mempengaruhi Involusi.................................. 8
F. Waktu Kunjungan Nifas....................................................................... 9
G. Kebutuhan Dasar Masa Nifas............................................................. 10

3. BAB III................................................................................................................... 13

Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas............................................. 13

4. BAB IV.................................................................................................................. 19
A. Kesimpulan............................................................................................. 19
B. Saran........................................................................................................ 19

Daftar Pustaka........................................................................................................... 20



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas nerlangsung selama kira-kira emam minggu. Wanita yang melalui periode puerperium disebut puerpura. Puerperium (nifas) berlangsung selama enam minggu / 42 hari, merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan yang normal (Ambarwati, dkk, 2009).
Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Dengan demikian asuhan pada masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya (Saefudin,2001).
Angka kematian ibu di Indonesia masih sangat tinggi, menurut survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002/2003 pada angka 307/100.000 kelahiran hidup atau setiap 2 jam terdapat 2 orang ibu bersalin yang meninggal dunia karena berbagai sebab. Penyebab kematian di Indonesia adalah trias klasik yaitu perdarahan (40-90%), eklampsi (20-30%), dan infeksi (20-30%) (Saefudin,2000).
Tingginya angka kematian ibu tidak dapat dipisahkan dari profil wanita Indonesia dan peran serta seorang tenaga kesehatan yang khususnya bidan.
Bidan adalah seorang petugas kesehatan yang terlatih secara formal ataupun tidak, dan bukan seorang dokter, yang membantu kelahiran bayi serta memberi perawatan maternal terkait (Soepardan cit Churchil, 2004).
Peranan bidan dalam memberikan asuhan masa nifas adalah memberikan asuhan yang konsisten, ramah dan memberikan dukungan pada setiap ibu dalam proses penyembuhannya dari stress fisik akibat persalinan dan meningkatkan kepercayaan diri ibu dalam merawat bayinya. Dalam proses penyesuaian ini, dituntut kontribusi bidan dalam melaksanakan kompetensi, ketrampilan dan sensitivitas terhadap kebutuhan dan harapan setiap ibu dan keluarga. Bidan harus dapat merencanakan asuhan yang dapat diberikan pada ibu sesuai dengan kebutuhan ibu tersebut (Ambarwati, dkk, 2009).
Pada periode ini bidan dituntut untuk dapat memberikan asuhan kebidanan terhadap perubahan fisik dan psikologis ibu, dimana asuhan fisik lebih mudah diberikan karena dapat dilihat dan dinilai secara langsung, apabila terjadi ketidaknormalan bidan langsung dapat mendeteksi dan memberikan intervensi, sedangkan pemberian asuhan terhadap emosi dan psikologi ibu membutuhkan ketelitian dan kesabaran yang lebih dari bidan. Untuk mencapai hasil yang optimal membutuhkan kerjasama yang baik antara bidan dan keluarga (BR. Sweet, 1997).
Salah satu tujuan dari SDKI adalah mewujudkan persalinan yang sehat dan aman.Salah satu upayanya adalah dengan melakukan pemantauan dalam 24 jam pertama pada ibu post partum, oleh karena itu penulis mengambil kasus yang berjudul Asuhan Kebidananan Pada Ibu Nifas Ny. N umur 20 tahun P1 Ao dalam masa nifas hari ke-1.

B.   Rumusan Masalah
·         Apa pengertian masa nifas ?
·         Apa tujuan dari asuhan pada masa nifas ?
·         Apa saja periode dari masa nifas ?
·         Bagaimana perubahan fisiologi masa nifas ?
·         Apa saja factor – factor yang mempengaruhi involusi ?
·         Kapan saja waktu kunjungan ibu nifas ?
·         Apa  saja kebutuhan dasar pada masa nifas ?

C.   Tujuan Penulisan
·         Untuk mengetahui pengertian masa nifas
·         Untuk mengetahui  tujuan dari asuhan pada masa nifas
·         Untuk mengetahui periode dari masa nifas
·         Untuk mengetahui  bagaimana perubahan fisiologi masa nifas
·         Untuk mengetahui factor – factor yang mempengaruhi involusi
·         Untuk mengetahui kapan saja waktu kunjungan ibu nifas
·         Untuk mengetahui kebutuhan dasar pada masa nifas

D.   Manfaat
·         Manfaat Bagi Masyarakat.

Mengingatkan kesadaran terhadap perlunya pengetahuan mengenai tanda-tanda bahaya dan usaha penanggulangan sehingga diharapkan dapat di cegah secara dini.

·         Manfaat Bagi Mahasiswa

Merupakan sarana untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapat untuk mendapatkan pengalaman nyata.

BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pengertian Masa Nifas
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali ke keadaan seperti pra hamil, lama nifas yaitu 6-8 minggu.(Rustam, 1998). Masa nifas ( puerperium) dimulai setelah kelahiran placenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira selama 6 minggu (Saifudin,2001).
Menurur Sarwono, (2006) masa nifas (puerperium) dimulai setelah placenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu, yang disertai perubahan fisik antara lain :
1.      Involusio uterus dan bagian-bagian lain dari traktus genitaia
2.      Pengeluaran ASI
3.      Perubahan fisiologis dan sistem lain di dalam tubuh

B.   Tujuan Asuhan Masa Nifas

    1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis
    2. Melaksanakan skrinning secara komperehensif, deteksi dini, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
    3. Memberikan pendidikan kesehatan pada ibu berkaitan denagn gizi, menyusui, pemberian imunisasi pada bayinya, perawatan bayi sehat dan KB.
    4. Memberikan pelayanan KB.

C.   Periode Masa Nifas

Menurut Rustam, (1998) masa nifas dibagi dalam 3 periode,yaitu :
1.    Puerpurium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan jalan-jalan.
2.    Puerpurium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu.
3.    Puerperium remote ( remote puerperium) adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu minggu.

D.   Perubahan Fisiologi Masa Nifas

1.    Involusi Uterus
      Involusi atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram. Proses ini dimulai segera setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot-otot polos uterus (Ambarwati, 2010).

Involusi
Tinggi Fundus Uteri
Berat uterus
Bayi lahir
Uri lahir
1 minggu
2 minggu
6 minggu
8 minggu
Setinggi pusat
2 jari bawah pusat
Pertengahan pusat-symfisis
Tidak teraba di atas symfisis
Bertambah kecil
Sebesar normal
1000 gr
750  gr
500 gr
350 gr
50 gr
30 gr






2.    Lochea
Proses keluarnya darah nifas atau lochea terdiri atas 4 tahapan, yaitu:

·         Lochea Rubra/Merah (Kruenta)
Lochea ini muncul pada hari ke 1 sampai hari ke 4 masa postpartum. Cairan yang keluar berwarna merah karena berisi darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo (rambut bayi), dan mekonium.

·         Lochea Sanguinolenta
Cairan yang keluar berwarna merah kecoklatan dan berlendir. Berlangsung dari hari ke 4 sampai hari ke 7 postpartum.

·         Lochea Serosa
Lochea ini berwarna kuning kecoklatan karena mengandung serum, leukosit dan robekan/laserasi plasenta. Muncul pada hari ke 7 sampai hari ke 14 postpartum.

·         Lochea Alba/Putih
Mengandung leukosit, sel desidua,  sel epitel, selaput lendir serviks dan serabut jaringan yang mati. Lochea alba bisa berlangsung selama 2-6 minggu postpartum.
(Ambarwati, 2010).

3.    Serviks

Serviks mengalami involusi bersama-sama dengan uterus. Warna serviks sendiri merah kehitam-hitaman karena pembuluh darah. Konsistensinya lunak, kadang-kadang terdapat laserasi/perlukaan kecil. Karena robekan kecil yang terjadi selama dilatasi, serviks tidak pernah kembali pada keadaan sebelum hamil.


4.    Vulva dan Vagina
            Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama proses persalinan dan akan kembali secara bertahap dalam 6-8 minggu postpartum. Penurunan hormon estrogen pada masa postpartum berperan dalam penipisan mukosa vagina dan hilangnya rugae. Rugae akan terlihat kembali pada sekitar minggu ke 4 (Ambarwati, 2010).

5.    Perubahan Tanda-Tanda Vital
a.       Suhu badan.
Satu hari (24jam) postprtum suhu badan akan naik sedikit (37,5°C - 38°C) sebagai akibat kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan dan kelelahan, sehingga dapat berefek dehidrasi. Apabila keadaan normal suhu badan menjadi biasa. Biasanya pada hari ketiga suhu badan naik lagi karena adanya pembentukan ASI, buah dada menjadi bengkak, berwarna merah karena banyaknya ASI. Bila suhu tidak turun kemungkinan adanya infeksi pada endometrium, mastitis, tractus genitalis atau sistem lain.

b.     Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali permenit. Sehabis melahirkan yaitu pada jam pertama post partum biasanya denyut nadi itu akan lebih cepat atau meningkat

c.       Tekanan darah
Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan rendah setelah ibu melahirkan karena ada perdarahan. Tekanan darah tinggi pada postpartum dapat menandakan terjadinya preeklampsi postpartum. Tekanan darah 48 jam pertama, hypotensi ortostastik (pusing seakan ingin pingsan segera setelah berdiri).

d.      Respirasi
Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi. Bila suhu nadi tidak normal, pernafasan juga akan mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan khusus pada saluran pernafasan (Ambarwati, Eny Retna, dkk, 2009).

E.   Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Involusi

a.     Mobilisasi dini
Aktivitas otot-otot ialah kontraksi dan retraksi dari otot-otot setelah anak lahir, yang diperlukan untuk menjepit pembuluh darah yang pecah karena adanya pelepasan plasenta dan berguna untuk mengeluarkan isi uterus yang tidak diperlukan, dengan adanya kontraksi dan retraksi yang terus menerus ini menyebabkan terganggunya peredaran darah dalam uterus yang mengakibatkan jaringan otot kekurangan zat-zat yang diperlukan, sehingga ukuran jaringan otot-otot tersebut menjadi kecil.
b.     Status gizi
Status gizi adalah tingkat kecukupan gizi seseorang yang sesuai dengan jenis kelamin dan usia. Status gizi yang kurang pada ibu post partum maka pertahanan pada dasar ligamentum latum yang terdiri dari kelompok infiltrasi sel-sel bulat yang disamping mengadakan pertahanan terhadap penyembuhan kuman bermanfaat pula untuk menghilangkan jaringan nefrotik, pada ibu post partum dengan status gizi yang baik akan mampu menghindari serangan kuman sehingga tidak terjadi infeksi dalam masa nifas dan mempercepat proses involusi uterus
c.     Menyusui
Pada proses menyusui ada reflek let down dari isapan bayi merangsang hipofise posterior mengeluarkan hormon oxytosin yang oleh darah hormon ini diangkat menuju uterus dan membantu uterus berkontraksi sehingga proses involusi uterus terjadi.
d.     Usia
Pada ibu yang usianya lebih tua banyak dipengaruhi oleh proses penuaan, dimana proses penuaan terjadi peningkatan jumlah lemak. Penurunan elastisitas otot dan penurunan penyerapan lemak, protein, serta karbohidrat. Bila proses ini dihubungkan dengan penurunan protein pada proses penuaan, maka hal ini akan menghambat involusi uterus.
e.     Parietas
1.      Parietas mempengaruhi involusi uterus, otot-otot yang terlalu sering tereggang memerlukan waktu yang lama. (Sarwono, 2002)
2.      Pengukuran involusi uterus
3.      Pengukuran involusi dapat dilakukan dengan mengukur tinggi fundus uteri, kontraksi uterus dan juga dengan pengeluaran lokia. (Manuaba, 1998)
4.      Involusi uterus melibatkan reorganisasi dan penanggalan desidua dan pengelupasan kulit pada situs plasenta sebagai tanda penurunan ukuran dan berat, perubahan lokasi uterus, warna dan jumlah lochea. (Varney, 2004: 594)
F.    Waktu Kunjungan Ibu Nifas

1.    6-8 jam setelah persalinan.
a.    Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
b.    Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan.
c.    Memberi konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
d.    Pemberian ASI awal.
e.    Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
f.     Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia. Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran, atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil.
 
2.    6 hari setelah persalinan
a.    Memastikan involusi uterus berjalan normal: uterus berkontraksi, fundus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
b.    Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal.
c.    Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat.
d.    Memastikan ibu menyusui dengan baik dan memperlihatkan tanda-tanda penyulit.
e.    Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat,menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.

3.    2 minggu setelah persalinan.
Sama seperti 6 hari setelah persalinan.

4.   6 minggu setelah persalinan.
a.    Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia alami atau bayi  alami.
b.     Memberikan konseling untuk KB secara dini

G.   Kebutuhan Dasar Masa Nifas
a.    Mobilisasi Dini (Early Mobilisation)
Karena sehabis melahirkan ibu merasa lelah, ibu harus beristirahat, boleh miring kanan – miring kiri untuk mencega terjadinya trombosis dan tramboemboli, biasanya pada 2 jam post partum ibu sudah bisa turun dari tempat tidur dan beraktifitas seperti biasa. Mobilisasi dini mempunyai beberapa keuntungan :
·         Melancarkan pengeluaran lochea, mengurangi infeksi puerperium
·         Mempercepat involusi alat kandungan
·          Melancarkan fungsi alat gastro intestinal dan alat perkemihan
·         Meningkatkan kelancaran peredaran darah, sehingga mempercepat pada pengeluaran bias metabolisme dan fungsi ASI

b.    Kebersihan
Pada ibu post partum daya tahan kesehatan turun akibat kehamilan dan persalinan untuk memenuhi kebutuhan kebersihan yang dimaksud diataranya adalah :
·         Kebersihan dan perawatan vulva
·         Kebersihan buah dada / mamae
·         Kebersihan pakaian terutama pakian dalam

c.    Makanan dan minuman (diet)
Masalah diet perlu mendapat perhatian pada kala nifas untuk dapat meningkatkan kesehatan dan dalam produksi ASI, bagi ibu post partum kebutuhan makanan  3 x kebutuhan gizi sewaktu tidak hampir dan makanan harus bermutu, bergizi dan sayur-sayuran dan buah-buahan. Dan tidak ada batasan cairan yang masuk jadi harus bayak minum.

d.    Miksi dan defekasi
·         Hendaknya BAK dilakukan sendiri secepatnya, kadang-kadang wanita post partum mengalami sulit BAK karena persalinan Spinkter juga karena adanya odem kantung kemih. Bila kantung kemih penuh dan ibu sulit BAK sebaiknya dilakukan katerisasi.
·         BAB harus dilakukan keras dapat diberikan obat laksah peroral / perektal jika masih belum bisa dilakukan kiisma.

e.    Perawatan Payudara
Pemberian ASI jangan pilih kasih, hanya pada satu sisi, kedua payudara harus dikosongkan saat memberikan ASI sehingga kelancaran pembentukan ASI berjalan dengan baik. Stagnasi ASI dapat menimbulkan bahaya infeksi sampai abses, yang memerlukan tindakan, putting susu perlu diperhatikan dan dibersikan sebelum memberikan ASI, luka lecet pada putting susu dihindari sehingga mengurangai bahaya infeksi .

f.     Perawatan Vulva
Tiap masa nifas perlu dilaksanakan perawatan vulva yang merupakan perhatian  khusus dengan memperhatikan teknik aseptik bertujuan untuk mencega infeksi

g.     Senam Nifas
Senam nifas sangat dilaksanakan oleh ibu-ibu sehabis melahirkan normal tampa ada kelainan. Ketika kekuatan klien sudah kembali, setelah periode penyesuaian terhadap kelahiran bayi, klien dapat memulai latihan penanganan otot abdomen, selain itu untuk mengurangi rasa sakit pada otot, memperbaiki sirkulasi darah, sehingga tidak menjadi embosi / trombosis, mengencangkan otot perineum, melancarkan pengeluaran lochea dan mempercepat invosi.
Melaksanakan senam nifas melalui beberapa tahapan dari yang paling ringan perlahan-lahan hingga pada gerakan yang agak berat.

h.    Keluarga Berencana
            Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan tentang keluarganya. Namun, petugas kesehatan dapat membantu merencanakan keluarganya dengan mengajarkan kepada mereka cara mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.Biasanya wanita tidak menghasilkan telur (ovulasi) sebelum ia mendapatkan lagi haidnya selama menyusui. Oleh karena itu, metode amenore laktasi dapat dipakai sebelum haid pertamakembali untukmencegah terjadinya kehamilan baru. Resiko cara ini adalah 2 % kehamilan.Meskipun beberapa metode KB mengandung resiko, menggunakan kontrasepsi tetap lebih aman, terutama apabila ibu telah haid lagi.


BAB III
TINJAUAN KASUS
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN PERSALINAN NORMAL

A.           IDENTITAS / BIODATA

Nama                               :  Ny. N                 Nama Suami           :  Tn. M
U m u r                             :  20 Thn               U m u r                     :  26 Thn
Suku/Kebangsaan        :  Jawa/Indo         Suku/Kebangsaan :  Jawa/Indo
Agama                             :  Islam                  Agama                      :  Islam
Pendidikan                     :  SMA                   Pendidikan              :  SMA
Pekerjaan                       :  IRT                     Pekerjaan                : Karyawan
Alamat Rumah              :  Mtg.Selimeng  Alamat Rumah       : Mtg.selimeng
Telp.                                 :  -                          Telp.                          : 
Alamat Kantor                :  -                          Alamat Kantor         : 
Telp.                                 :  -                          Telp.                          : 

B.   ANAMNESA (DATA SUBJEKTIF)
1.    Alasan masuk                      :  os datang dengan keluhan ingin  melahirkan, perut mules dan terasa nyeri yang menjalar sampai kepinggang.
                                                    
2.    Riwayat Persalinan             : 
-       Tempat melahirkan      :  RSUD Langsa ditolong oleh  :  Bidan
Ibu
-       jenis persalinan :                 spontan,belakang kepala :
lain-lain  :
-       komplokasi atau kelainan dalam persalinan     :  tidak ada
partus lama ……-………     Jam/menit


-       plasenta :                               spontan         : 
dilahirkan dengan tangan indikasi
lengkap
sisa plasenta            : tidak ada
ukuran = 17 cm     berat = 500 gram
kelainan        : tidak ada
-       tali pusat panjang    :  50 cm
kelainan                    :  tidak ada
-       perineum :                             Utuh                            :  tidak,
Robekan tingkat       :  2
Episiotomi                 : tidak ada
Anestesi                    : tidak ada
Jahitan dengan        : tidak ada

-       Pendarahan :  Kala I ……40…….ml        Kala II………50…………ml
   Kala III………75……ml    Kala IV………50………..ml
Selama operasi : …………-………….ml       
-       Tindakan lain :
Infus cairan : Rl 20 tts / i                 Transfusi golongan darah : -
Catatan waktu :
Kala I  :                       7          jam     10        menit
Kala II :                       -           jam     20        menit
Dipimpin meneran.             Jam    10        menit
Kala III :                      -           jam     15        menit
Ketuban pecah :      2          jam    0          menit 
(spontan / amniotomi) spontan waktu PD
Bayi
Lahir               :  Spontan      Pukul             :  05.00 Wib
BB                   :  3300 gr        PB       :  50 cm
Nilai  Apgar   :  8
Cacan bawaan          :  tidak ada
Masa gestasi             :  36 minggu
Komplikasi    :  -        K .I      : tidak ada
                                    K. II     : tidak ada
Air ketuban banyaknya      : 500 cc
Keadaan                                : jernih
3.    Riwayat Post Partum
1.    Keadaan Umum                        :  Baik
2.    Keadaan emosional                  :  Stabil
3.    Tanda vital                                  :  Denyut nadi           : 80 x/m
   TD                            : 120/80
   RR                           :  24 x/m
   Suhu                       :  36.5oC
4.    Payudara                                        Pengeluran                       :  Sudah keluar ASI
               Bentuk                    :  Simetris
               Puting susu           :  Menonjol
5.    Uterus
Tinggi fundus uteri :  2 jari dibawah pusat  Kontraksi uterus        : baik
Konsistensi Uterus :  keras                          Posisi Uterus    : normal
6.    Pengeluaran lokea warna : Merah               Jumlah                        : ± 150 cc
Bau                                     :  Khas                   Konsitensi                   : kental
7.    Perineum            : robek
8.    Kandung kemih : Kosong
9.    Ekstremitas         : Oedema : Tidak ada       refleks : ( + )    kemerahan : -

C.   UJI DIAGNOSTIK
Pemeriksaan laboratorium (* jika ada indikasi albumin) :
* Keton                 :  …………………-…………………………………………....
haemoglobin      :  ………10 g %…………………golongan darah : ……O…..…


Pendokumentasian SOAP

S                     :    Ibu merasa senang tetapi lelah, pendarahan berkurang, ibu sudah BAB makan dan minum secara baik, ASI diberikan setiap 2-3 jam, ibu merasa kesulitan menyusui bayinya karena tidak mengetahui posisi menyusui yang benar.
O                     :    TD   :  110/90 mmHg
                            P     :  81 x/m
                            R     :  20 x/m
                            T      :  36,5oC
                            Payudara membesar dan hitam dibagian puting,
                            Abdomen TF 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik, tidak ada nyeri kaki : tidak ada oedem tidak nyeri betis, perenium robek CH5 ZH2, lokhea rubra.

A                     : Diagnosa     :Ny.N umur 20 tahun post partum hari ke-1
                                    : Dasar           Tanggal persalinan 26-11-2013
                                    :                       Lokhea lubra
                                                             TFU 2 jari dibawah pusat
                        : Masalah       :Nyeri pada bagian perenium dan kesulitan menyusui  
                                                            Bayinya.
                        :kebutuhan    :KIE

                       

P                     :    Perencanaan
·         Beritahu ibu hasil pemeriksaan pada dirinya
·         Beritahu ibu tanda-tanda bahaya pada ibu dan bayi
·         Anjurkan ibu untuk menjaga kehangatan bayinya
·         Jelaskan pada ibu tentang ASI eklusif serta posisi menyusui yang benar dan ajarkan ibu untuk merawat payudara.
·         Anjarkan ibu tentang perawatan perineum serta perawatan tali pusat pada bayi baru lahir
·         Beritahu ibu tentang lokhea
·         Anjurkan ibu untuk makan 2x lebih banyak pada saat menyusui dan mengkonsumsi makanan yang bergizi selama menyusui
·         Anjurkan ibu untuk istirahat yang teratur
·         Beritahu ibu tentang imunisasi dan anjurkan ibu untuk memberikan imunisasi pada bayinya secara tepat sesuai jadwalnya.
·         Anjurkan ibu untuk menggunakan alat kontrasepsi sesuai dengan pilihannya
·         Kolaborasi dengan dokter obgyn
Terapi yang didapatkan :
Ø  amoxicilin                  2 x 1
Ø  as.mefenamat          3 x 1
Ø  sf                                 1 x 1

                   Pelaksanaan

·         Memberitahukan pada ibu hasil pemeriksaan yang dilakukan pada ibu
·         Memberitahukan ibu tanda-tanda bahaya yang mungkin terjadi seperti Pada ibu seperti demam yang tinggi,sakit kepala yang hebat dan tanda bahaya pada bayi seperti kejang,demam dll.
·         Menganjurkan ibu untuk menjaga kehangatan bayinya dengan cara menyelimuti bayinya dan jangan pernah membiarkan bayinya dalam keadaan terbuka tanpa selimut.


·         Menjelaskan ibu tentang pemberian ASI eklusif dan jangan memberikan makanan lain selain ASI saat usia 0-6 bulan dan mengajarkan ibu posisi yang benar saat menyusui dan mengajarkan ibu tentang perawatan payudara yang benar.
·         Mengajarkan ibu tentang perawatan perenium dan perawatan tali pusat bayi.
·         Memberitahu ibu tentang lokhea dan bahwasanya darah yang keluar selama masa nifas adalah lokhea.
·         Menganjurkan ibu untuk makan 2x lebih banyak pada saat menyusui dan mengkonsumsi makanan yang bergizi selama menyusui
·         Menganjurkan ibu untuk istirahat yang teratur selama masa nifas
·         Meberitahukan ibu tentang imunisasi dan menganjurkan ibu untuk memberikan imunisasi pada bayinya secara tepat sesuai jadwalnya.
·         Menganjurkan ibu untuk menggunakan alat kontrasepsi sesuai dengan pilihannya
·         Kolaborasi dengan dokter obgyn
Terapi yang didapatkan :
Ø  Amoxicillin                            2 x 1
Ø  As.mefenamat                      3 x 1
Ø  Sf                                             1 x 1

Evaluasi

·         Ibu tahu tentang tanda bahaya masa nifas
·         Ibu sudah mengerti tentang ASI eklusif dan posisi menyusui yang benar
·         Ibu sudah mengerti tentang merawat diri dan bayinya
·         Keadaan umum ibu baik,kesadaran stabil.
·         Ibu sudah mendapatkan therapy dari dokter obgyn


BAB IV
PENUTUP

A.   Kesimpulan
·         Nifas adalah masa pulihnya kembali dari masa persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil (Mochtar, 1998:115).
·         Periode Nifas :
o   Puerperium dini
o   Puerperium intermedial
o   Remote puerperium

B.   Saran
Setelah penulis menyimpulkan hasil kegiatan ini, maka ada beberapa hal yang ingin penulis sampaikan, yaitu saran yang mudah-mudahan dapat bermanfaat dalam usaha peningakatan mutu pelayanan kesehatan, adapun saran terasebut sebagai berikut :
1.    Perawatan yang diberikan agar lebih ditingkatkan..
2.    Dalam memberikan perawatan pada ibu post partum setidaknya dilakukan kunjungan nifas 4 x.


DAFTAR PUSTAKA
·         Doenges, E.M. 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi. EGC, Jakarta.
·         Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. EGC, Jakarta.
·         Prawirohardjo, Sarwono. 1999. Ilmu Kebidanan. YBP-SP, Jakarta.
·         Saifudin, A.B. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. YBP-SP, Jakarta.
·         Sastrawinata, Sulaiman. 1984. Obtetri Patologi. Cleman, Jakarta.
·         Prawirohardjo, Sarwono. 2000. Ilmu Kebidanan. YBP-SP, Jakarta.